Monday, June 30, 2008

10 Things We (Might) Do To Look a Like Taipei Citizen

Hey Its my 3rd day on Taipei, Taiwan. So far all good beside all the taifun and humidity thingy. First night i arrived at Taipemex, the guesthouse i stayed in, i kinda shocked. Gue pikir gue bakal tinggal di hotel melati-melati gitu at least bintang dua lah. Turns out it’s a backpacker gusthouse yang terdiri dari lima kamar dengan dua shared toilets and bathrooms. Lucunya ada ruang keluarga, dapur, tempat cuci baju, balkon, dan yang paling penting dua komputer with internet connection! Yiay! It’s kinda my lifesaver since i want to post everything i do here from Facebook and this blog, i really need internet to get connected with my friends over there. So, my first day is not that bad. Alhamdulilah banget, buat gue kamar mandi penting apalagi toiletnya. Meskipun sebelum diwarning kalo orang sini pada nggak suka istinja pake air, ternyata they provide it. Oia, gue juga mau memperkenalkan orang-orang yang di sini. My room mate, Yeon Jeong Kim alias Kelly, backpacker asal Korea yang udah backpacking sejak satu setengah tahun lalu. Dia udah muter-muter dari Australia, Singapore, Malaysia, Macau, Thailand, Brunei, Hongkong, and Taiwan as a last stop. Pertama gue kira anaknya jutek, eh ternyata baik banget and we spent our day together visited Taipei 101 Building, The Tallest Building in Asia. Dari atas gedung ini kita bisa liat hampir keseluruhan kota Taipei dari bagian yang paling tinggi. Kalo malem, God, citylighstnya parah! Bagiann kotanya bener-bener keliatan sampe ke pegununannya. Fyi, bangunan ini ada di lantai keenam setelah lima lantai sebelumnya adalah shopping center yang full of branded stuff. Ada Vivianne Westwood, Michael Kors, Tommy Hilfigher, dan juga restoran bergaya Inggris yang katanya butuh NTW$6000 (sekitar 1,8 juta Rupiah) perorangnya! GILA! That’s why, tiket buat naik ke observatoriumnya it’s cost NTW$ 400 atau sekitar Rp 120.000 dan harga tiket ini lebih mahal NTW$ 100 dari pada sewa kamar semalemnya di Taiwanmex yang cuma NTW $ 300/malam. Bayangin aja lo nginep di sini nggak sampai seratus ribu permalam pakai AC! Nah kan jiwa promosi gue keluar lagi. Aniway, ada juga nih Kimpo, orang Amerika keturunan China yang jadi temen jalan dan makan gue selama di sini dan finally, temen gue nonton Sex and The City! Hayo siapa yang bilang di sini di dubbing :P Gue seharian muter-muter dari mulai Longshan Temple, klenteng yang lumayan famous terus gue dan Kimpo ke nightmarket di daerah Shilin. Nightmarket di Taipei ada banyak dan salah satu tempat yang happening di sini. Yah, tempat hangout anak muda gitu deeh!
(dengan gaya ngomong ala Alexander Kusuma Praja) di sana juga jual banyak makanan yang biasanya masuk bizzare foodnya Travel and Living. Misalnya stinky tofu, tahu yang difertmentasiin jadi punya bau yang menyengat, terus ada chicken and duck neck alias leher ayam atau bebek yang pada digadoin dan antriannya naudzubilah minzalik, hampir nyamain panjangnya antrian J.Co zaman baru dibuka! Ada juga foodstall yang kecil-kecil jual kaya rebus-rebusan bakso, daging, sayap ayam, xiao long bao versi besar, sampai darah babi yang dijadiin kotak-kotak terus ditusuk pake tusukan sate! Sayangnya, gue dan Kimpo sama-sama cupu buat nyobain semua itu. Gue memilih makan takoyaki versi Taipei dan Kimpo milih makan bakpao isi daging yang segede-gede gaban dan minuman sejenis ice blended rasa mangga dengan jeli dan mangga asli dan ice blended red papaya with coconut milk puding buat Kimpo. Enak banget!
Selanjutnya teman sesama intern yang baru aja dateng Jumat(27/6) kemaren, Kasia Daniliszyn orang Polandia yang udah jadi warganegara Amerika. Gara-gara dia invasi mendadak ke tempat gue bareng Alex (My Host), gue jadi ikutan nemenin mereka pergi hari ini. Niatnya mau pada ke Taipei 101 tapi karena gue udah ke sana, jadinya kita ke Chang Kai Sek Memorial Hall. Gue emang udah lama pengen ke sini, tempatnya sejenis benteng yang terdiri dari dua bagian, yang pertama sejenis benteng selamat datang satunya tempat gold statue si Chang Kai Sek ini plus exhibition hall sebagai ruang pamer lukisan sama guci-guci antik khas China gitu. Chang Kai Sek adalah presiden pertama Taiwan yang tadinya berada di bawah kekuasaan negara Cina lainnya dan akhirnya dianggap berjasa karena bisa menjadikan Taiwan negara yang berdiri sendiri.Nah, makanya ada patung dia segede itu yang terbuat dari emas. Di sini juga ada National Theatre dan National Concert Hall yang biasa dipake buat art performances baik artis lokal maupun Internasional. Tangga menuju statue Chang Kai Sek itu panjang banget padahal ada lift! Haha gak apa-apa deh itung-itung olahraga :P di sinilah tragedi terjadi, pas gue udah setengah jalan balik ke MRT Station, Kasia ngerasa kameranya gak ada di tas, terus berhentilah kita dan mengaduk-aduk tasnya. Gue ngeliat ada kamera di bagian bawah tasnya, ternyata dia bawa dua kamera! Oh Damn! Gue bilang mungkin ketinggalan di toko jadestone tempat dia beli gelang gioknya. Balik lah kita ke sana, nanya-nanya si mbak-mbaknya katanya suruh lapor ke bagian security. Yah, nggak beda jauh sama keamanan Indonesia, mereka bilang nggak ada yang ngelapor dan disuruh ninggalin nama dan nomer telepon. Dalam hati sih gue bilang, yaelah kapan-kapan deh beneran dihubungi. Kasia nggak patah arang, dia coba balik lagi ke lantai atas, karena dia bilang terakhir di sana dia masih foto-foto. Kali ini kita naik lift :P
Hasilnya nol! Lebih parah karena securitynya nggak bisa bahasa Inggris sama sekali, pas gue peragain ‘foto’ dia malah nunjuk dan bilang ‘Lai’ yang artinya silakan! Lah, dikata gue mau moto kali yah? Yaudah pupus harapan deh.
Abis itu kita minum di coffee shop seberang CKS sekalian duduk-duduk. Seperti yang udah gue bilang, di Taipei lagi banyak taifun jadi sering hujan dan berangin. Kebodohan dimulai, minuman udah abis tapi kita masih ngobrol-ngobrol dan karena berniat mau ke Danshui sejenis pelabuhan yang lumayan jauh kita agak buru-buru mau ke stasiun. Even though gue tau di luar masih ujan, kita tetep keluar dan jalan menuju stasiun yang jalannya sekitar 15 menit dari CKS. Tiba-tiba baru 3 menit jalan, ujannya tambah deres dan gue sempet menyarankan jalan lewat dalem CKS aja biar nggak keujanan, entah karena bolot atau gue nggak jelas ngomongnya, Kasia tetep jalan menuju stasiun yang masih jauh banget. Gue akhirnya jadi setengah berlari jalan dan hujannya nggak ngerti kalo kita nggak mau keujanan makin deres plus petir geladak-geluduk. Akhirnya kita mempercepat langkah, dengan agak panik ternyata Kasia takur sama petir. Setiap dia ngeliat kilatan petir dia setengah teriak ngejauhin payungnya. Awalnya gue kaget jadi ikutan teriak juga deh. Nah, makin deket tenda di tengah-tengah monumen selamat datangnya, petirnya makin gede dan perempuan bule ini makin ekstrim, dia teriak sambil setengah ngelempar payungnya jadinya dia basah-basahan gitu! Oh my God! Gue biasanya nyantai jadi ikutan panic at Chang Kai Sek juga deh gara-gara nih bule.
Finally gue berteduh di tenda kecil dan dikasih sejenis dispossable raincoat yang menurut gue agak mirip trash bag dan gue merasa seperti trash :P and we look like mess there basah kuyup from head-to-toe yang paling parah kehehohan pake teriak-teriak itu loh yang menurut gue nggak banget! Huhu
Well, moral of the story you have to stay somewhere dry and safe when its raining J
Hehe
Malam ini gue putuskan buat stay at home (yeah, i tend to call it home now) dan keluar Cuma cari makan di deket-deket sini. Gue juga berusaha buat tidur lebih cepet dari biasanya, yah biasanya berarti dari habit gue di Jakarta yang biasa tidur minimal jam 2 kalo nggak online dan posting yang aneh-aneh di Facebook atau telpon-teleponan sampe Subuh. Dan setelah semalem diajak ngobrol berat banget sama salah satu penghuni lainnya, Graham yang ngakunya dokter dan kerja sama pemerintah Cina buat ngembangin health services di Taiwan. Di saat gue lagi chatting-chatting sama pacar gue yang jarang online itu ;) tiba-tiba dia dateng, awalnya Cuma minjem komputer bentar karena komputer satunya lagi down terus dia nanya-nanya tentang kerjaan bokap dan tiba-tiba ngomongin dollar Amerika yang katanya (sebenarnya) dipegang sama orang-orang Cina dan mereka berusaha buang-buang uang di negara-negara ketiga kaya Indonesia juga. Dia bilang, kalo gue bisa menghubungkan ke salah satu orang penting di Indonesia, dia bisa bantu proyek itu misalnya proyek-proyek di Indonesia yang nggak selesai karena kurang dana kayak subway atau monorail. Dia ngasih contoh, di Calcutta India, akhirnya mereka bisa punya subway karena dapet bantuan dari Cina yang costnya hampir 2 triliun USD! HA! Gue setengah percaya setengah nggak sih, secara kalo lo liat orangnya agak nggak meyakinkan. Pertama kali gue ketemu dia, gue ketakutan gara-gara gue kayaknya cewek sendiri di antara cowok-cowok itu. Dan perawakan dia yang tinggi besar dan botak, yah tipikal cowok Eropa gitu bikin gue makin serem. Apalagi percakapan berlangsung di ruang tengah yang sepi karena udah pada tidur plus it was 2 AM in the morning. Well, gue akhirnya berhasil mempercepat percakapan dan balik chatting sama si pacar yang sempet gue cuekin beberapa menit *Maaf yah Vick ;)
Yaah, beginilah kehidupan gue selama tiga hari ini cukup banyak kejutan. Gue akan menunggu kejutan-kejutan lain di hari-hari berikutnya apalagi Senin besok Kelly balik ke Seoul dan Kimpo balike ke California sedangkan gue bareng Kasia dan dua orang Belgia bakal mulai internship ini.
Well, just wait for another shocking story and next destination : Kaohsiung, Southern Taiwan.
Zai Jian!

10 Things We (Might) Do To Look a Like Taipei Citizen
10. Little bit close our eyes, then we pretty similar to them
9. Eating lot of noddle or anything with beef
8. drink their style tea with or without pearl
7. Hang out on Night market and also eat their such a weird food
6. Kungfu Panda Rocks! And Ano Noir would be glad to hear that ;)
5. Watching talent show sejenis Mama-mia sambil makan di warung-warung mie
4. Going Back home before 11PM because the city sleeps early x(
3. Taking out you pet around the city and don’t forget to get’em to pet saloon before it.
2. Walk along the city. Heels shorts and miniskirt? That’s okay baby!
1. Bawa payung kemana-mana mau panas ujan bechek gak ada ojhek, yaiyalah gak ada ojek payung ato ojek motor di sini !