Monday, January 06, 2014

2013 : The Year of Stepping Stone

Seperti biasa, tidak lengkap memulai tahun yang baru tanpa melirik sedikit dan member sedikit marka tentang momen-momen berkesan di tahun sebelumnya. Kalau mau dibilang,2013 merupakan tahun stepping stone buat saya. Kenapa? Banyak hal yang saya coba raih perlahan-lahan dan stepping stonenya terjadi di tahun lalu. Mungkin terdengar terlambat di saat seperti ini saya masih menganggap semuanya stepping stone, tapi itulah yang benar terjadi. Bukan sekadar steppingstone, tetapi path yang selama ini saya cari dan (semoga) memang cocok.
Tidak banyak yang saya ingat tiap bulannya apa yang terjadi, tapi momen-momen penting terjadi di tahun 2013 lalu. Beberapa adalah highlightnya dan harapan-harapan di tahun ini yang lebih baik J

Joining CISV, Another Life Changing Experience!

Di bulan ini, saya memulai perjalanan sebagai salah satu leader baru CISV.Mungkin saat saya duduk di bangku SMP kelas2 hanya dengar dari seorang teman yang baru saja ikut camp, sebelas tahun kemudian barulah saya paham apa sebenarnya program CISV ini. Proses seleksi juga dimulai di bulan ini lewat beberapa tahap seleksi. Setelah seleksi, ternyata saya dipercaya menjadi leader Step Up yang delegasinya masuk kategori remaja 14-15 tahun dengan tujuan Cincinnati,USA. Kira-kira empat bulan persiapan ini penuh penjuangan, darah dan air mata. Pertama, mendadak izin kantor ditolak atasan karena bentrok dengan event. Kedua, visa Amerika yang Maha Esa itu ikut-ikutan menolak saya dengan alas an tidak ada ikatan finansial dan  emosional yang kuat dengan Indonesia. Mungkin wajah saya menunjukkan keinginan untuk tidak kembali ke tanah air. Ketiga, salah satu delegasi ada yang batal berangkat dan terpaksa diganti sekitar tiga minggu sebelum berangkat. Alhasil, seperti harus kenalan dari nol lagi dengan delegasi baru ini. Alhamdulilah, tiga rintangan di awal itu ternyata jadi titik balik ketika akhirnya sampai di camp dan strunggling selama lebih kurang satu bulan di sana. Sembilan Negara, dengan puluhan karakter yang beragam ‘terpaksa’ bertahan di satu camp. Belum lagi sebagai chapter pionir, CISV Chapter Cincinnati ini sungguh luar biasa kekeluargaannya dan murah hatinya (which actually also happening in our own chapter, Krakatau). Amazing! Maybe too many good things happened that I cant mention it one by one,but I can say it outloud this CISV experience filled up my life changing experience list. Melihat gimana perbedaan justru yang bikin kita kaya, melihat bagaimana hal paling nggak nyaman tapi harus dihadapi setiap hari, sampai hal paling kecil buat kita bisa begitu penting buat orang lain. Hal terekstrim setelah kembali ke Indonesia,selain jetlag dan campsick, saya nyaris mengajukan surat resign dari kantor karena merasa perusahaan tempat bekerja terlalu komersial! 

New Point of View on Journey of Traveling
Setelah setiap tahun punya rencana jalan-jalan solo, rasanya nggak afdol memasukan agenda tersebut di 2013. AKhirnya, terjadilah trip pertama ke Palembang dalam rangka Imlek. Trip selama 36 jam saja ini ternyata mematahkan segala persepsi saya tentang liburan sendiri. Justru saya mendapat kawan alias saudara jauh yang terus-terusan menemani saya. Bahkan sampai detik ini, masih berlanjut keakraban kami. Lalu trip ke Makassar & Tanjung Birra di bulan Agustus juga bernasib sama, atas rekomendasi paman saya, jadilah saya dijamu sahabat paman tersebut. Tidak ada ceritanya jalan-jalan sendiri dan repot ini itu sendiri. Destinasi lain, Waisak di Jogja yang basah kuyup dan heboh di social media, dadakan ke Kendari yang unik, festival penuh penulis di Ubud, akhir tahun ke Semarang juga menjadi highlight perjalanan saya di 2013. Bahkan, agenda dadakan ke Semarang menjadi pencatat sejarah sebagai kelompok perjalanan terbanyak bersama 5 orang lainnya. Rekor! Jelajah Indonesia lewat perjalanan 1 pulau 1 kota ini cukup menantang bagi saya dan nampaknya akan ada kelanjutannya tahun ini.


Festival oh Festival..
Untuk urusan kerjaan, tentu ceritanya beda lagi. Setelah agak waras dan membatalkan niat resign pasca camp, ternyata saya diberi kesempatan mengerjakan proyek Roro Jonggrang, JIFFest. Festival film ini bukan hal baru bagi saya. Ini penyebab anjloknya IP saya dua tahun 2007-2008 berturut-turut semasa jadi volunteer. Not to mention, ledakan-ledakan api asmara yang muncul sesama volunteer masa itu *ehm. Mulai dari meeting dengan PEMDA yang tiada akhir, sampai lock jadwal yang serba short notice. Well, pada akhirnya semua kejadian juga di bulan November. Padahal sudah sempat pesimis dan sebodo-teuing. Lain lagi dengan Ubud Writer Festival, lewat festival ini justru ditunjukan bagian mana dari industri ini yang pretensius dan mana yang punya motif tulus. Angkat topi untuk Om William Wongso yang mengerucutkan ide dan motivasi saya untuk melakukan perjalanan, for the love of food! Tidak lupa Agustinus Wibowo yang meyadarkan, perjalanan liburan bukan sekadar melihat Big Apple atau bersantai di pantai Santorini, semua perlu motif dan terasa lebih bermakna dari sekadar destinasi. Beralih ke festival lainnya, Jogja-Netpac Asia Film Festival. Sebagai anak baru di dunia film, datang ke acara seperti ini butuh nyali besar. Apalagi kalau datang dari Jakarta dan mewakili sebuah institusi. Jadilah bekal-bekal seputar festival dan kebiasaannya perlu disiapkan plus berani terjun sendiri sapa sana-sini supaya tujuannya tercapai. Mungkin belum bisa 100% berhasil, tapi setidaknya festival ini membuka mata saya atas apa yang selama ini saya piker berpusat di ibukota saja. Indonesia, film, dan industri apapun itu bukan hanya di Jakarta, bung!

Yang Terjadi dan Yang Terlupa
Investasi. Eat Clean. Headstand tanpa dinding. Rajin memasak dan beberes rumah. Olahraga dua sampai tiga kali seminggu. Rencana ‘merantau’. Sarapan setiap pagi. Setahun bersama AJP. Menyelesaikan buku. Icip-icip resep. Kontributor di media berbahasa Inggris. Nulis review film. Ngeblog. Nonton film dari 52 sutradara yang filmnya belum ditonton. Konser? Konser Apa?
Ya, beberapa hal yang masih belum dicapai masih bisa dikejar di 2014 ini. Hal lain yang sudah tercapai saatnya diapresiasi.

There’s Always A Hope in Every Dream
10 Books A Year, balada susah tamatin satu buku dan tergoda ke buku yang lain.
1 Kota 1 Pulau di Indonesia, Sumatera dan Ambon!
100 Sutradara Yang Filmnya Belum Pernah ditonton, boleh kopi film-filmnya?
Ikut Tes IELTS, dan lolos sesuai target
No instant food more than once a week, clean clean clean.
3 Menu Masakan Indonesia, Rendang? Rawon? Rengginang? Rempeyek? Rica-rica?
3 Desserts, Kalo ini boleh suka-suka J
Sirsasana & Bakasana Lebih dari 10 detik, *komat-kamit berdoa biar gak cedera*
Good luck and embrace 2014 fellas!

May all beings be happy J