Saturday, January 22, 2011

Which One is Part of Ne-Yo's List?

2011 konon dibanjiri konser musisi mancanegara sejak kwartal pertama tahun ini. Antrian mengular di beberapa lokasi yang ditentukan para promotor dengan harga yang tidak murah itu ternyata tidak menyurutkan minat calon penonton yang haus akan hiburan musik tersebut.
Tahun 2011 ini, musim konser dibuka oleh Ne-Yo, solois R&B asal Amerika akhirnya benar-benar menjejakkan kaki di Jakarta dan menggelar konser perdananya sejak album teranyarnya, Libra Scale dirilis. Konser yang sempat heboh karena tadinya Ne-Yo sempat mau disandingkan dengan Chris Brown beritanya masih simpang siur bahkan sampai tiketnya sudah terjual. Calon penonton dikejutkan dengan pernyataan di akun twitter Chris Brown yang menyatakan ia tidak akan mengadakan tur ke Indonesia. Tentunya publik merasa tertipu tetapi akhirnya Sentralive, promotor konser Ne-Yo benar-benar mendatangkan penyanyi sekaligus penulis lagu yang populer dengan lagu 'So Sick' ini.



Sabtu 22 Januari 2011 dengan lokasi Istoran Senayan, ribuan fans Ne-Yo sudah hadir sejak pintu dibuka jam 4 sore. Pintu Istora Senayan sendiri baru dibuka jam 7 malam,lebih kurang 3 jam penonton 'dipaksa' menikmati makanan & minuman serta lounge khusus yang dibuat layaknya festival musik yang sering diadakan.



Jam 8 malam, mulai terdengar hingar bingar dari dalam venue. Bukan Ne-Yo tetapi Soulvibe, salah satu band pembuka dari 3 band dan 2 DJ yang disiapkan untuk memanaskan suasana Istoran Senayan. Lanjut, Maliq and The Essentials dan Ello. Ello sudah mencapai titik didih penonton yang tak sabar menyorakkan nama Ne-Yo terus menerus, tapi masih ada 2 DJ, Mikey Moran dan Twist yang masih ingin mengaduk-aduk emosi penonton. Di tengah sorak sorai penonton yang seakan-akan sudah tidak menginginkan kehadiran duo DJ tersebut, lagu 'Like A G6' dimainkan oleh DJ Twist. Sontak penonton langsung berteriak histeris begitu juga dengan beberapa lagu yang begitu familiar mulai dari B.E.P, Katy Perry, dan Sean Kingston membuat penonton seperti lupa dengan kebosanannya.



Hampir jam 10 ketika Ne-Yo naik ke panggung, memainkan lagu pertamanya Because of You dan menyapa "What's Up Jakarta!". Histeria penggemarnya tak tertahan lagi dan seperti koor, semuanya menyanyikan lagu-lagu hits yang dibawakan, mulai dari So Sick, Sexy Love, Single, Miss Independent, Beautiful Monster, Champagne Life dan diakhiri dengan One in A Million hits single dari album terbarunya, Libra Scale, sebelum Ne-Yo pamit dan encore. Tidak sampai 10 menit, penyanyi bernama asli Shaffer Chimere Smith, Jr. ini kembali masih dengan kostum yang sama, rompi hitam dengan kemeja ungu lengkap dengan topi andalannya.
Ne-Yo melanjutkan konser dengan Go-On Girl dan Closer sebagai closure.

Highlight konser ini ketika Ne-Yo membawakan beberapa lagu ciptaannya yang dipopulerkan oleh Rihanna, Mario,dan Beyonce. Irreplaceable, Take A Bow, Hate That I Love You dan Let me Love You dibawakan secara medley. Lagu-lagu ini tentu mengingatkan kepiawaian Ne-Yo menciptakan lagu yang membawa penyanyinya sukses menduduki Billboard Chart selama berminggu-minggu.

Sayangnya, vokalitas dan koreografi yang maksimal kurang didukung oleh tata panggung yang terkesan minimalis dan seadanya. Panggung untuk 3 pemain musiknya terasa kosong dan minim efek visual yang hanya mengandalkan potongan video klip saja. Ne-Yo juga tidak membawa penyanyi latar atau penari latar yang kiranya bisa menambah aksi panggung Ne-Yo yang cukup teatrikal layaknya beberapa video klipnya.




Nampaknya promotor ini masih perlu banyak belajar bagaimana mengolah konser eksklusif tanpa embel-embel opening act yang berjubel, membuka beberapa pintu masuk yang efisien dan nyaman, sampai yang terpenting kepercayaan calon penonton terutama saat sudah berani menjual tiket seharusnya sudah ada kesepakatan antara artis dan promotornya karena meskipun ribuan orang memadati konser yang tiketnya mulai dari 700.000 rupiah, di luar sana mungkin ada puluhan orang lain juga kecewa dengan pengalaman buruk yang pernah Sentralive lakukan.

Bagi saya, kekecewaan terbesar saya adalah lagu Part of The List tidak masuk setlist untuk konser Ne-Yo yang mungkin hanya terjadi sekali ini saja.

Friday, January 21, 2011

Heaven's on Your Plate #3

Minggu ketiga bulan Januari 2011. Sejauh ini, makanan apa yang Anda dirindukan karena sudah lama tidak menemukannya?
Sejak 2 tahun lalu, saya menjadi penggemar baru mie Aceh. Mie yang konon mengandung ganja dalam bumbunya itu menjadi favorit saya karena pedasnya yang 'menampar' dan cara masaknya digoreng atau tumis dengan sedikit kuah atau istilahnya 'nyemek'.
Setelah satu tahun lebih absen menikmati mie Aceh, saya kembali bertemu kangen dengannya. Bisa ikut menyicipi makanan eksotik ini dan pilihan lain di bawahnya, Enjoy!

Mie Aceh Ayah, Saharjo

Perjumpaan saya kembali dengan mie Aceh! Untuk yang belum 'kenalan', mie Aceh ini bisa digoreng, rebus atau tumis (goreng dengan sedikit kuah). Biasanya dilengkapi dengan pilihan daging, seafood, polos atau kepiting. Sekadar peringatan, mie Aceh ini juaranya pedas jadi siapkan lidah Anda untuk rasa pedas yang cukup di atas rata-rata.

Total kerusakan 15.000 (daging) 25.000 (kepiting)

Iga Panglima, Gandaria

Ingin menikmati makanan Barat dengan harga miring? Iga panggang Panglima adalah pilihannya! 2 iga panggang ukuran jumbo disajikan dengan jagung dan kentang goreng hadir dengan pilihan rasa original, black pepper atau lemon. Awalnya mungkin Anda memilih untuk sharing 1 porsi berdua, tapi saya yakin di kunjungan kedua nanti satu porsi akan Anda habiskan sendiri!

Total kerusakan 65.000


Kentang Goreng Rendang, Ruma Kopi

Ingin minum kopi sambil santai browsing di seputaran Senopati? Silakan mampir ke Ruma Kopi yang letaknya tidak jauh dari lapangan Blok S. Tepatnya di lantai 2 resto Pizza Boutique, suasana cozy dan nyaman bisa didapat lengkap dengan pilihan kopi yang variatif. Kalau biasanya kopi Anda ditemani oleh pastry atau sajian ala barat lainnya, coba sahabat baru yang ada di Ruma Kopi, Kentang goreng rendang! Yes, bumbu rendang membalut kentang goreng panas lengkap dengan kelapanya. Untuk Anda yang tidak terlalu suka pedas, perpaduan East meets West cappuccino dan kentang rendang ini bisa jadi sahabat baru!

Total kerusakan 15.000

Pancake Durian, Honeymoon Dessert

Pecinta durian pasti tidak asing lagi dengan pancake durian yang terkenal di Medan, Sumatera Utara. Untuk Anda yang berada jauh dari kota tersebut, pancake yang satu ini layak coba. 2 buah pancake dengan isi krim dan durian terasa lembut dan wanginya tidak terlalu menusuk tetapi rasa asli durian tetap menancap di lidah. Rasa manisnya pas dan tidak meninggalkan after taste yang eneg.
Silakan coba di Plaza Indonesia, Mal Taman Anggrek atau Mal Kelapa Gading.

Total kerusakan <30.000


Apple Strudel, Corica

Masih dari ranah buah-buahan, franchise terkenal dari Australia, Corica terkenal dengan strudelnya. Favorit saya, Apple Strudel dengan layer pastrynya yang renyah dan krim yang pas manisnya bisa jadi pilihan untuk santap sendiri atau oleh-oleh untuk dinikmati di rumah. Nikmati langsung di Corica Mahakam dengan atmosfir yang nyaman untuk teman minum teh.

Total kerusakan 40.000 (slice)

Have a great weekend, fellas!

Saturday, January 15, 2011

Heaven's on Your Plate #2

Minggu ini saya kembali mencoba memberi beberapa review makanan yang bisa dinikmati akhir pekan ini. Ada beberapa jenis makanan berat dan pencuci mulut yang layak coba, salah satunya ada poin plus dengan dekorasi unik dan menarik untuk jadi lokasi tea-time sore hari.

Pasta di Kuningan Village
Anda pecinta pasta dengan saus tinta hitam? Papardelle ini awalnya cukup saya underestimate,setelah saya cicipi ternyata paduan sausnya dengan kerang jauh di atas rata-rata perkiraan saya.
Saya lupa nama restorannya, berlokasi di Kuningan Village nampaknya hanya ada satu gerai pasta di sana.

Total kerusakan Rp 40.000


Selain sushi, apa yang biasanya Anda cicipi di restoran Jepang spesialisasi Sushi? Saatnya cicipi sajian udang yang biasanya diolah dengan berbagai cara. Kali ini saya mencicipi Grilled Cheese Ebi di Sumo Sushi, Menteng Central. 3 buah udang yang ditaburi keju parut lalu dipanggang sampai meleleh benar-benar menu baru yang kadang saya abaikan di daftar menu resto Jepang. Porsinya tidak terlalu besar jadi bisa side dish untuk pilihan sushi lainnya.

Total kerusakan Rp 30.000

Mau duduk-duduk cantik ditemani dessert manis atau brunch yang mengenyangkan?
Mampirlah ke Apettite Senopati yang benar-benar pettite! Coba sandwhich baconnya. Berhubung tempatnya benar-benar kecil,siap-siap saja waiting list di jam-jam sibuk

Total kerusakan Rp 35.000

Tempat yang cukup populer di Kemang sejak rekolasi di tempat sebelumnya, Koi adalah tempat yang cukup menarik
Untuk disambangi. Cocok untuk afternoon tea atau teman minum cocktail, Rhubarb Crumble atau MilleFeuille *entah kenapa selalu gagal mengejanya* porsinya yang besar cukup untuk berdua.

Total kerusakan Rp 30.000- Rp 40.000

My favorite place this week goes to Ketjil Kitchen di kompleks Grand Lucky, SCBD. Apple Crumblenya terasa pas dengan porsi individunya dan dilengkapi dengan pilihan Mocktailnya, Mojito.
Interiornya yang menarik dengan sentuhan vintage.

Total kerusakan Rp 22.500 (mocktail) Rp 20.000 (apple crumble)

Enjoy your heavens on plate, people!

#BFCFashWeek : Everyday is Halloween

Selama 4 Hari, Breakfast Club Cosmopolitan FM bikin suatu 'permainan' kecil dengan Cosmoners (pendengarnya-red)yang bukan hanya bisa dinikmati lewat audio tetapi juga streaming www.cosmopolitanfm.com Steny Agustaf, akan ditantang memakai kostum-kostum yang sudah dipilih oleh Cosmoners dan juga 2 produsernya, saya dan Dennis dibantu oleh Titi.

Keseruan ini dimulai ketika Cosmoners memilih lewat vote SMS dan Twitter @CosmopolitanFM meminta Steny memakai kostum selam. #BFCFashweek ini memang ditujukan untuk Steny, tapi partnernya Novita Angie ternyata mendapat tantangan #Berbagi dari Ina Gibol yang bersedia menyumbang 500 buku tulis yang akan disalurkan lewat Cosmopolitan FM bagi yang membutuhkan. Angie harus memakai baju ballet selama 4 jam siaran! Apalagi kostum-kostum seru yang dipakai Steny dan Angie di #BFCFashWeek seminggu lalu dan membuat slogan 'Everyday is Halloween' di Cosmopolitan FM?


Day 1
Baju Selam yang pilih lewat vote sukses membuat Steny kegerahan dan jalan seperti bebek dengan kaki kataknya.



Marcell Siahaan yang jadi bintang tamu hari itu nampaknya cukup terhibur dengan kostum Steny hari itu :p


Day 2
Baju ballerina untuk Angie hadir memenuhi tantangan dan Steny kembali merasa muda dengan baju ala streetball lengkap dengan nickname 'Bad Boy' di punggungnya


Day 3
Temanya adalah baju daerah!
Tentu bukan baju daerah Steny dan Angie bukan pula teroris. Alih-alih ingin meniru baju tradisional India, Steny justru dikira Osama!


Day 4
Yang paling rempong! Mumi berumur 7425 tahun ini kembali bangkit menghantui Greek Goddess.

Saya dan tim cukup puas dengan #BFCFashWeek minggu ini meskipun ada beberapa kostum yang gagal dipakai tetapi minimal saya tahu ada beberapa orang yang cukup puas dengan kerja keras Steny dan Angie itu.



And that was the end of #BFCFashWeek Cycle 1! We might do it again,later :D

Saturday, January 08, 2011

What's Your Heaven on Earth?

Bagaimana Anda menggambarkan 'surga'? Benarkah ada di telapak kaki ibu?
Tak perlu berpikir jauh, bagi saya surga salah satunya berada di atas piring dengan asap yang mengepul di atasnya.

Makanan selalu bisa menghadirkan surga untuk saya, minimal bagi perut saya. Banyak yang bilang saya perlu mereview makanan-makanan yang sudah saya kompilasi di album Facebook. Mereka, yang sering menganggap saya Yellowpages, bertanya ketika ingin mencoba makanan yang baru.

Well, i've tasted various new foods in 2010, i can sum up some of them here and i promise (yes,i will) to post some 'heaven' here :)

Kuetiau Sapi A Ciap

Beberapa kali melewati kiosnya di Senopati dan di Casablanca, akhirnya sempat juga menyicipi kuetiau sapi kuahnya. Kiosnya sederhana dan khas restoran China.
Pilihan lainnya ada Kuetiau Goreng, Kuetiau Yam (agak asam) dan beberapa pilihan mie-nya. Anda juga bisa tambahkan ati, ampela atau jeroan lain sesuai selera.


Total kerusakan 25.000++ per porsi


Makanan Khas Sulawesi

Beralih ke makanan Makassar, saya tidak sengaja menyantap sajian seafood Makassar di Panglima Polim tepat di seberang Apotik Jaya. Standart, ikan bakar, cumi, kepiting dan telur ikan? Agak ajaib, karena biasanya saya menyantap telur ikan goreng di restoran Aceh atau Medan. Ternyata bentuknya pun ajaib, telur ikan ini diacar dengan bawang merah. Rasanya agak asam dan terkesan tidak matang. Padahal rasanya enak dan agak lucu, seperti tobiko, telur ikan yang banyak dijumpai di resto sushi.
Telur ikan, yang dalam bahasa Makassar disebut tuing-tuing ini dijadikan makanan pembuka atau bisa juga side dish


Total Kerusakan 20.000an per porsi


Gule Kepala Ikan, Medan Baru

Masih dari keluarga ikan-ikanan, gule kepala ikan tentu tidak asing bagi penggemar masakan Aceh dan Medan. Restoran Medan Baru di Krekot, Pasar Baru juga tentu sangat familiar. Lengkapi nikmatnya bersantap gule kepala ikan dengan sambal ganja (warna putih di gambar) dan dendeng yang justru terasa manis, berbeda dengan dendeng Padang.


Total Kerusakan 60.000-80.000 perporsi


Kepiting Banjarmasin

Teman atau kerabat berkunjung ke Banjarmasin? Jangan lupa titip kepiting yang terkenal di sana! Untungnya saya hanya tinggal menikmati oleh-oleh kepiting saus tiram dan lada hitam ini. Berdasarkan pencarian di Google dan milis Jalansutra, salah satu kepiting yang bisa dicicipi di Banjarmasin adalah kepiting kelapa di Pondok Asian, Banjarmasin.


Total kerusakan 40.000 per porsi


Auntie Annie's Pretzel

Mari beralih ke cemilan! Dulu, pretzel ini bisa ditemukan di lantai basement Pasaraya, sayangnya tidak laku dan tutup. Akhirnya, saya bisa kembali mencicipi Auntie Annie's Pretzel ini di Bangkok, Oktober 2009 lalu. Ternyata seorang teman membawa kabar baik, tak perlu jauh-jauh ke Thailand, cukup ke Mall Taman Anggrek saya sudah bisa menikmati berbagai variasi rasa pretzel ini. I always pick my fave; cinnamon and sour cream, Yumm!


Total kerusakan 7.500-10.000 per buah

Eclairs Farmer's Market

Pencuci mulut ini bentuknya sungguh menggoda! Eclair dengan buah-buahan seperti strawberry dan kiwi ini terasa segar dan mengenyangkan. Cicipi untuk teman minum-minum cantik di sore hari di Farmer's Market Grand Indonesia East Mall.


Total kerusakan 18.000 per buah

Nuria's Kitchen Macaroons

Terakhir, it's my personal favorite! Saya termasuk orang yang tidak suka makanan manis, tapi suatu saat teman saya yang baru pulang dari Prancis membawakan macaroons yang dibuatnya hasil belajar masaknya di sana. Ternyata saya langsung jatuh cinta pada rasa pistachio dan greentea (ya, saya penggemar macha). Macaroon buatan teman saya ini authentic macaroons yang memang merupakan cemilan asli Prancis. Untung saya tak perlu jauh-jauh ke Prancis untuk menikmati keaslian rasanya, di nuriaskitchen.blogspot.com saya bisa pilih kesukaan saya dan langsung diantar ke depan pintu rumah!

Total kerusakan 72.000 per box isi 12

So, have you found your heaven yet?

Hoi Hoi Hoi, Gantooong!



Siapa sangka, berawal dari tulisan tentang kehidupan masa kecil di Gantong, Belitong sekarang kisah 'Laskar Pelangi' yang sukses diangkat oleh Andrea Hirata ini bisa dinikmati bukan hanya di layar lebar tetapi juga lewat teater musikal dengan judul yang sama.

Meningkatnya produksi drama musikal di Indonesia menunjukkan geliat positif bagi orang-orang yang terlibat di baliknya dan juga penontonnya. Digelar sepanjang akhir Desember 2010 sampai Januari 2011, Musikal Laskar Pelangi mendapat sambutan yang meriah bahkan tiketnya sendiri sudah habis dipasaran sebelum pertunjukannya selesai digelar*. Presiden RI SBY ikut menunjukkan apresiasinya dengan menonton serta standing ovation selama 15 menit setelah menyaksikan bocah-bocah bersuara emas itu tampil di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki Jumat 7 Januari silam.

Musikal Laskar Pelangi (MLP) mengangkat kisah yang lebih kurang sama persis dengan film dan bukunya. Lintang, Ikal, Mahar, Kucai, dan Bu Muslimah lebih ekspresif lewat nyanyian dan lagu-lagu yang aransemennya dimotori oleh Erwin Gutawa dan orkestranya. Riri Riza masih menjadi sutradara bersama dengan Mira Lesmana menyajikan suguhan yang alur cerita dan dialognya disampaikan lewat nyanyian yang menghentak tapi bisa dengan jelas tersampaikan maknanya. Ada 3 pemeran Bu Muslimah yang bergantian memerankan, Dira Sugandi, Lea Simanjuntak dan Eka Deli. Ketiganya punya pamornya tersendiri di dunia musik Indonesia. Kebetulan di pertunjukan yang saya tonton malam itu, Dira Sugandilah yang berperan sebagai Bu Mus. Kekuatan suaranya tidak perlu diragukan lagi! Saya sendiri cukup menantikan penampilannya karena selama ini Dira Sugandi sukses membuai penonton musik jazz kelas internasional tetapi mampukah dia mengambil hati penonton 'asli' Indonesia lewat debut teaternya ini. Tidak perlu ditanya, jawabannya tentu saja!

Meskipun beberapa orang di balik layar MLP tidak sefamiliar nama-nama lainnya, satu hal yang membuat saya terkesima sepanjang hampir 3 jam durasinya adalah setting panggung yang luar biasa. Jay Subiyakto adalah seorang genius yang ada di balik ini semua. Setelah lama tidak terdengar namanya, setting panggung MLP sanggup membuktikan eksistensi dan juga kualitasnya. Bayangkan panggung yang dibuat seperti 3 dimensi sehingga bayangan alam Gantong cukup terasa dengan padang rumput luas dan pantai berciri khas batu-batu besarnya. Belum lagi penggambaran cerita Pak Harfan ketika menceritakan kisah Nabi Nuh dengan kapal besarnya divisualisasikan lewat layar hitam yang menerawang di tengah-tengah para laskar pelangi. Ingat adegan cerdas cermat saat Lintang menjabarkan kembali soal yang diberikan kembali lewat layar hitam yang menghadap langsung ke penonton.



Lepas dari kekecewaan calon penonton yang gagal mendapatkan tiket, MLP memang layak diperebutkan tiketnya. Mencoba mengajak semua orang dari berbagai lapisan, anak-anak, orangtua, pecinta seni atau orang awam untuk berduyun-duyun menyaksikan gambaran Belitong dari Andrea Hirata dibawah arahan Riri Riza. Anak-anak ikut menyanyi pasca menonton sedangkan orangtuanya kembali menantikan musikal apalagi yang bisa dinikmati sekaligus menghibur untuk mengisi liburan buah hatinya.
MLP yang menurut saya promosinya tidak segencar beberapa musikal lainnya, ternyata tidak perlu khawatir kalah pamor atau menyisakan bangku kosong tanpa penonton selama hampir 2 minggu penuh. Entah berkat nama besar di baliknya, estimasi pemilihan waktu yang tepat atau memang pecinta tetralogi Laskar Pelangi yang begitu loyal mengikuti perkembangan karya tersebut, yang pasti MLP menyuguhkan kualitas yang tak perlu dibandingkan dengan yang lain tanpa embel-embel popularitas.

Inilah salah satu keberuntungan saya menjadi satu dari ribuan penonton yang berhasil mendapat tiket! Saatnya berseru, "Hoi..Hoi..Hoi.."





*dari akun twitter @Musikal_LP 080111