Monday, July 14, 2008

And The Boy That Im Going to Miss..



Siang ini di kamar volunteer #2, saya sedang berkumpul dengan semua volunteer. Setelah review dan recap apa saja yang akan dilakukan esok hari, kami bercanda-tawa sambil makan-makan kecil. Tiba-tiba saja, Jean, salah satu volunteer asal Taiwan teringat sesuatu dan ia memberikan kertas kecil putih sambil membacakannya.


Kira-kira Artinya :
Brothers Sisters, I love you and please don’t forget me. Im not gonna forget you.I come back again soon. Bye-bye.

Ah, saya jadi teringat pada Yu-Chun, si kecil dari tiga bersaudara yang menulis itu karena hari ini ia dan kedua kakaknya meninggalkan Taiwan Christian Faith Hope Love Children’s Home, tempat saya magang sebagai volunteer atau social worker liburan ini. Dia salah satu anak favorit saya dan saya sudah cukup terbiasa dengan tingkah lakunya yang menggemaskan meskipun terkadang sangat hiperaktif.
Tempat ini sekilas terlihat seperti panti asuhan (dengan versi yang lebih canggih dan terawat pastinya) yang kalo di Jakarta mungkin menampung anak-anak yatim piatu dan kurang mampu. Bedanya tempat ini diprovide sama pemerintah dan dibantu sama NGO dan juga social workernya. Background anak-anaknya juga beda-beda, dari yang memang dari kecil sudah tinggal di sini karena mereka ditemukan di tempat yang tidak appropriate atau ada juga yang tinggal di sini sebagai ‘pelarian’ dari rumah mereka. Dari mulai anak-anak yang orangtuanya nggak mampu ngebiayain mereka sampai anak-anak yang jadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Nggak heran mentally mereka needy banget sama orang-orang di sekitarnya terutama sama volunteer yang datangnya belum tentu satu tahun sekali. Mereka bisa dibilang, physically, in a very good condition. Artinya perawakannya bersih, sehat, dan capable buat melakukan aktivitas-aktivitas yang kita buat. Kalau kita lihat lebih dalam, mereka rata-rata terlihat lebih muda dari umurnya. Ada satu anak perempuan yang mengaku umurnya 12 tahun tapi fisiknya terlihat seperti anak usia 6 tahun. Lain lagi dengan anak laki-laki yang perawakannya tinggi besar dan cenderung gemuk, bicaranya agak tersendat dan sulit menangkap apa yang kita ungkapkan. Hal ini terjadi pas Saya assist dia ngerjain summer homework. Saya ngebacain vocabulary dalam bahasa Inggris. Waktu Saya minta dia ulang kata-kata itu, sulit sekali untuk mengulang kata-kata itu. Memang buat beberapa orang yang terbiasa pakai bahasa Cina, bahasa Inggris menjadi sangat sulit karena beberapa abjadnya tidak mereka dapat dalam bahasa Ibu mereka. Tapi saat itu Saya hanya memberikan 4 kata dan dia tidak bisa mengingat bahkan mengulangnya sama sekali. Di akhir sesi itu, turns out gurunya memberi tahu saya bahwa dia memiliki sedikit keterbelakangan mental. Saya pun mengerti dan makin jelas ketika Saya baca tulisannya (dan Saya kroscek sama volunteer asal Taiwan), dia nggak menulis the exact words of Chinese.
Hari ini libur namun kami semua bangun pagi untuk melepas kepergian 3 anak yang akan pulang ke rumah. Salah satunya, Yu-Chun. Agak terlambat memang, namun kejadian pagi ini saya rasa menjadi awal dari rasa keterikatan yang ada pada diri saya sampai tanggal 18 nanti saat service di Children’s Home ini berakhir.
Sejak dua hari yang lalu, Saya sudah diberi tahu kalau ada sekitar 9 anak yang akan pulang ke rumahnya. Seperti biasanya kami bangun jam 6-an dan siap-siap sarapan jam 6.20. Setelah itu biasanya kami tidur lagi, dan karena kami tahu anak-anak itu akan pergi jam 10-an, kami sudah siapkan alarm supaya bangun jam 9-an. Nah, ketika Saya sama Jean mau ambil barang di kantor, kami melihat tiga anak itu udah siapin barang-barangnya di hall. Jelas aja kita heboh karena volunteer lainnya masih pada tidur. Langsung Saya dan Jean bangunin mereka dan akhirnya kita sempet main-main dan foto-foto. Nggak lama, kita dikasih tau kalau bapak anak-anak itu udah sampe dan mereka siap buat berangkat. Terkaget-kaget lah Saya, ternyata mereka masih punya orangtua. Penasaran dengan bentuk rupa bapak yang membiarkan mereka tinggal di children’s home sedangkan mereka masih ‘ada’.

Children’s home ini terletak di daerah semi pedalaman buat Saya. Perlu 4 sampai 5 jam naik mobil dan perlu kendaraan lagi untuk masuk ke lokasi Children’s Home ini. Keluar dari jalan kecil ini kita masih bisa menemukan 7 Eleven dan beberapa restoran kecil. Tapi untuk mencapainya, mustahil tanpa kendaraan. Apalagi sekeliling Children’s Home banyak perkebunan. Konon lokasi ini dibuat dengan sengaja karena (konon juga) anak-anak itu bukan dengan ‘restu’ orangtuanya tinggal di children’s Home. Ada peraturan juga mengenai pelarangan publikasi foto wajah anak-anak itu. Khawatirnya bagi mereka yang orangtuanya tidak mengetahui keberadaan anak-anak mereka, bisa saja mencari dan mengambil kembali anak-anak yang sudah tidak mereka urus itu. Masih meninggalkan banyak tanya, bagaimana mungkin jika satu orangtua yang masih sanggup memiliki kendaraan (atau menyewanya) justru menelantarkan anak-anaknya di Children’s Home. Yah, memang di sini semua kebutuhan mulai makan 3 kali sehari, tempat tidur, bahkan kegiatan wisata seperti outing bisa didapat dan dilakukan bersama guru-guru yang juga tinggal di sini. Mereka butuh lebih dari itu. Saya rasa kasih sayang orangtua itu priceless. Masa sih karena ketidaksanggupan mereka membiayai hidup anak-anak mereka lalu mereka menyerah dan membiarkan anak-anak itu kehilangan masa kecilnya dengan orangtua mereka berlalu begitu saja.
Atau mungkin kasih sayang mereka sebatas itu saja, mereka belum mau berkorban atau berusaha lebih keras demi hidup berdampingan dengan anak-anak yang (seharusnya) mereka sayangi.
Entahlah.
Untuk mereka yang terbuang atau teraniaya Saya nggak bakal berkomentar banyak.


Laki-laki itu berperawakan sedang dengan kulit yang coklat terbakar dan nggak kayak orang-orang Taiwan yang selama ini Saya lihat. Dia datang dengan mobil sejenis kijang ditemani oleh satu orang laki-laki juga tapi nggak terlalu jelas. Nggak lama, tiga saudara ini masuk ke kantor setelah sebelumnya dadah-dadah sama kita yang ada di lobby. Selang beberapa menit, mereka keluar lagi dengan mobil itu sudah siap meluncur di depan kantor dan bagasi mereka juga sudah masuk ke dalam mobil. Satu persatu mereka masuk ke mobil. Kaca jendela mobil terbuka dan dari dalam mobil, dan dengan suara kecil mereka,
Bye bye, Jiejie.
That’s the final goodbye. And it breaks my heart.

Monday, June 30, 2008

10 Things We (Might) Do To Look a Like Taipei Citizen

Hey Its my 3rd day on Taipei, Taiwan. So far all good beside all the taifun and humidity thingy. First night i arrived at Taipemex, the guesthouse i stayed in, i kinda shocked. Gue pikir gue bakal tinggal di hotel melati-melati gitu at least bintang dua lah. Turns out it’s a backpacker gusthouse yang terdiri dari lima kamar dengan dua shared toilets and bathrooms. Lucunya ada ruang keluarga, dapur, tempat cuci baju, balkon, dan yang paling penting dua komputer with internet connection! Yiay! It’s kinda my lifesaver since i want to post everything i do here from Facebook and this blog, i really need internet to get connected with my friends over there. So, my first day is not that bad. Alhamdulilah banget, buat gue kamar mandi penting apalagi toiletnya. Meskipun sebelum diwarning kalo orang sini pada nggak suka istinja pake air, ternyata they provide it. Oia, gue juga mau memperkenalkan orang-orang yang di sini. My room mate, Yeon Jeong Kim alias Kelly, backpacker asal Korea yang udah backpacking sejak satu setengah tahun lalu. Dia udah muter-muter dari Australia, Singapore, Malaysia, Macau, Thailand, Brunei, Hongkong, and Taiwan as a last stop. Pertama gue kira anaknya jutek, eh ternyata baik banget and we spent our day together visited Taipei 101 Building, The Tallest Building in Asia. Dari atas gedung ini kita bisa liat hampir keseluruhan kota Taipei dari bagian yang paling tinggi. Kalo malem, God, citylighstnya parah! Bagiann kotanya bener-bener keliatan sampe ke pegununannya. Fyi, bangunan ini ada di lantai keenam setelah lima lantai sebelumnya adalah shopping center yang full of branded stuff. Ada Vivianne Westwood, Michael Kors, Tommy Hilfigher, dan juga restoran bergaya Inggris yang katanya butuh NTW$6000 (sekitar 1,8 juta Rupiah) perorangnya! GILA! That’s why, tiket buat naik ke observatoriumnya it’s cost NTW$ 400 atau sekitar Rp 120.000 dan harga tiket ini lebih mahal NTW$ 100 dari pada sewa kamar semalemnya di Taiwanmex yang cuma NTW $ 300/malam. Bayangin aja lo nginep di sini nggak sampai seratus ribu permalam pakai AC! Nah kan jiwa promosi gue keluar lagi. Aniway, ada juga nih Kimpo, orang Amerika keturunan China yang jadi temen jalan dan makan gue selama di sini dan finally, temen gue nonton Sex and The City! Hayo siapa yang bilang di sini di dubbing :P Gue seharian muter-muter dari mulai Longshan Temple, klenteng yang lumayan famous terus gue dan Kimpo ke nightmarket di daerah Shilin. Nightmarket di Taipei ada banyak dan salah satu tempat yang happening di sini. Yah, tempat hangout anak muda gitu deeh!
(dengan gaya ngomong ala Alexander Kusuma Praja) di sana juga jual banyak makanan yang biasanya masuk bizzare foodnya Travel and Living. Misalnya stinky tofu, tahu yang difertmentasiin jadi punya bau yang menyengat, terus ada chicken and duck neck alias leher ayam atau bebek yang pada digadoin dan antriannya naudzubilah minzalik, hampir nyamain panjangnya antrian J.Co zaman baru dibuka! Ada juga foodstall yang kecil-kecil jual kaya rebus-rebusan bakso, daging, sayap ayam, xiao long bao versi besar, sampai darah babi yang dijadiin kotak-kotak terus ditusuk pake tusukan sate! Sayangnya, gue dan Kimpo sama-sama cupu buat nyobain semua itu. Gue memilih makan takoyaki versi Taipei dan Kimpo milih makan bakpao isi daging yang segede-gede gaban dan minuman sejenis ice blended rasa mangga dengan jeli dan mangga asli dan ice blended red papaya with coconut milk puding buat Kimpo. Enak banget!
Selanjutnya teman sesama intern yang baru aja dateng Jumat(27/6) kemaren, Kasia Daniliszyn orang Polandia yang udah jadi warganegara Amerika. Gara-gara dia invasi mendadak ke tempat gue bareng Alex (My Host), gue jadi ikutan nemenin mereka pergi hari ini. Niatnya mau pada ke Taipei 101 tapi karena gue udah ke sana, jadinya kita ke Chang Kai Sek Memorial Hall. Gue emang udah lama pengen ke sini, tempatnya sejenis benteng yang terdiri dari dua bagian, yang pertama sejenis benteng selamat datang satunya tempat gold statue si Chang Kai Sek ini plus exhibition hall sebagai ruang pamer lukisan sama guci-guci antik khas China gitu. Chang Kai Sek adalah presiden pertama Taiwan yang tadinya berada di bawah kekuasaan negara Cina lainnya dan akhirnya dianggap berjasa karena bisa menjadikan Taiwan negara yang berdiri sendiri.Nah, makanya ada patung dia segede itu yang terbuat dari emas. Di sini juga ada National Theatre dan National Concert Hall yang biasa dipake buat art performances baik artis lokal maupun Internasional. Tangga menuju statue Chang Kai Sek itu panjang banget padahal ada lift! Haha gak apa-apa deh itung-itung olahraga :P di sinilah tragedi terjadi, pas gue udah setengah jalan balik ke MRT Station, Kasia ngerasa kameranya gak ada di tas, terus berhentilah kita dan mengaduk-aduk tasnya. Gue ngeliat ada kamera di bagian bawah tasnya, ternyata dia bawa dua kamera! Oh Damn! Gue bilang mungkin ketinggalan di toko jadestone tempat dia beli gelang gioknya. Balik lah kita ke sana, nanya-nanya si mbak-mbaknya katanya suruh lapor ke bagian security. Yah, nggak beda jauh sama keamanan Indonesia, mereka bilang nggak ada yang ngelapor dan disuruh ninggalin nama dan nomer telepon. Dalam hati sih gue bilang, yaelah kapan-kapan deh beneran dihubungi. Kasia nggak patah arang, dia coba balik lagi ke lantai atas, karena dia bilang terakhir di sana dia masih foto-foto. Kali ini kita naik lift :P
Hasilnya nol! Lebih parah karena securitynya nggak bisa bahasa Inggris sama sekali, pas gue peragain ‘foto’ dia malah nunjuk dan bilang ‘Lai’ yang artinya silakan! Lah, dikata gue mau moto kali yah? Yaudah pupus harapan deh.
Abis itu kita minum di coffee shop seberang CKS sekalian duduk-duduk. Seperti yang udah gue bilang, di Taipei lagi banyak taifun jadi sering hujan dan berangin. Kebodohan dimulai, minuman udah abis tapi kita masih ngobrol-ngobrol dan karena berniat mau ke Danshui sejenis pelabuhan yang lumayan jauh kita agak buru-buru mau ke stasiun. Even though gue tau di luar masih ujan, kita tetep keluar dan jalan menuju stasiun yang jalannya sekitar 15 menit dari CKS. Tiba-tiba baru 3 menit jalan, ujannya tambah deres dan gue sempet menyarankan jalan lewat dalem CKS aja biar nggak keujanan, entah karena bolot atau gue nggak jelas ngomongnya, Kasia tetep jalan menuju stasiun yang masih jauh banget. Gue akhirnya jadi setengah berlari jalan dan hujannya nggak ngerti kalo kita nggak mau keujanan makin deres plus petir geladak-geluduk. Akhirnya kita mempercepat langkah, dengan agak panik ternyata Kasia takur sama petir. Setiap dia ngeliat kilatan petir dia setengah teriak ngejauhin payungnya. Awalnya gue kaget jadi ikutan teriak juga deh. Nah, makin deket tenda di tengah-tengah monumen selamat datangnya, petirnya makin gede dan perempuan bule ini makin ekstrim, dia teriak sambil setengah ngelempar payungnya jadinya dia basah-basahan gitu! Oh my God! Gue biasanya nyantai jadi ikutan panic at Chang Kai Sek juga deh gara-gara nih bule.
Finally gue berteduh di tenda kecil dan dikasih sejenis dispossable raincoat yang menurut gue agak mirip trash bag dan gue merasa seperti trash :P and we look like mess there basah kuyup from head-to-toe yang paling parah kehehohan pake teriak-teriak itu loh yang menurut gue nggak banget! Huhu
Well, moral of the story you have to stay somewhere dry and safe when its raining J
Hehe
Malam ini gue putuskan buat stay at home (yeah, i tend to call it home now) dan keluar Cuma cari makan di deket-deket sini. Gue juga berusaha buat tidur lebih cepet dari biasanya, yah biasanya berarti dari habit gue di Jakarta yang biasa tidur minimal jam 2 kalo nggak online dan posting yang aneh-aneh di Facebook atau telpon-teleponan sampe Subuh. Dan setelah semalem diajak ngobrol berat banget sama salah satu penghuni lainnya, Graham yang ngakunya dokter dan kerja sama pemerintah Cina buat ngembangin health services di Taiwan. Di saat gue lagi chatting-chatting sama pacar gue yang jarang online itu ;) tiba-tiba dia dateng, awalnya Cuma minjem komputer bentar karena komputer satunya lagi down terus dia nanya-nanya tentang kerjaan bokap dan tiba-tiba ngomongin dollar Amerika yang katanya (sebenarnya) dipegang sama orang-orang Cina dan mereka berusaha buang-buang uang di negara-negara ketiga kaya Indonesia juga. Dia bilang, kalo gue bisa menghubungkan ke salah satu orang penting di Indonesia, dia bisa bantu proyek itu misalnya proyek-proyek di Indonesia yang nggak selesai karena kurang dana kayak subway atau monorail. Dia ngasih contoh, di Calcutta India, akhirnya mereka bisa punya subway karena dapet bantuan dari Cina yang costnya hampir 2 triliun USD! HA! Gue setengah percaya setengah nggak sih, secara kalo lo liat orangnya agak nggak meyakinkan. Pertama kali gue ketemu dia, gue ketakutan gara-gara gue kayaknya cewek sendiri di antara cowok-cowok itu. Dan perawakan dia yang tinggi besar dan botak, yah tipikal cowok Eropa gitu bikin gue makin serem. Apalagi percakapan berlangsung di ruang tengah yang sepi karena udah pada tidur plus it was 2 AM in the morning. Well, gue akhirnya berhasil mempercepat percakapan dan balik chatting sama si pacar yang sempet gue cuekin beberapa menit *Maaf yah Vick ;)
Yaah, beginilah kehidupan gue selama tiga hari ini cukup banyak kejutan. Gue akan menunggu kejutan-kejutan lain di hari-hari berikutnya apalagi Senin besok Kelly balik ke Seoul dan Kimpo balike ke California sedangkan gue bareng Kasia dan dua orang Belgia bakal mulai internship ini.
Well, just wait for another shocking story and next destination : Kaohsiung, Southern Taiwan.
Zai Jian!

10 Things We (Might) Do To Look a Like Taipei Citizen
10. Little bit close our eyes, then we pretty similar to them
9. Eating lot of noddle or anything with beef
8. drink their style tea with or without pearl
7. Hang out on Night market and also eat their such a weird food
6. Kungfu Panda Rocks! And Ano Noir would be glad to hear that ;)
5. Watching talent show sejenis Mama-mia sambil makan di warung-warung mie
4. Going Back home before 11PM because the city sleeps early x(
3. Taking out you pet around the city and don’t forget to get’em to pet saloon before it.
2. Walk along the city. Heels shorts and miniskirt? That’s okay baby!
1. Bawa payung kemana-mana mau panas ujan bechek gak ada ojhek, yaiyalah gak ada ojek payung ato ojek motor di sini !

Thursday, March 20, 2008

Alang-Alang, easy dining

Beberapa kali lewatin daerah Kemang, gue dan my so called eating buddy, Rya, selalu penasaran sama satu tempat yang lokasinya berada di bangunan yang sama dengan The Bedroom.
Alang-alang.
Tempatnya di lantai dua, dan di depan kacanya ada signboardyang ada 'alang-alangnya'. So, I'm expecting about Indonesian food. Tapiii, setelah melihat menu di lantai satu, ternyata nggak cuma makanan Indonesia aja, kebanyakan malah western dan oriental.
Pas gue masuk, interiornya terkesan pewe banget. Ada sofa-sofa menghadap ke jalan, bagus banget apalgi pas malem banyak citylights trus ada juga versi lesehannya, penuh sama bantal-bantal gede yang empuk. Sayangnya, ada keanehan buat gue, jadi disebrang bagian lesehan, ada kursi-kursi kayu yang ngingetin sama rumah Joglo ala Betawi plus payung-payung jadulnya yang dipajang di dinding. Wew, menurut gue agak nggak matching nih! Yasudalah, akhirnya gue milih duduk di lesehan.
Mari kita jelajahi menunya! Awalnya gue tertarik sama nachos with cheese, atau mozarella cheesenya. Tapi pas lihat-lihat main coursenya, ternyata banyak yang menarik. Menu westernya ada steak, ribs, chicken cordon bleu, pasta carbonara, sampe pizza. Kalo tertarik makanan oriental, ada chicken hainan, kungpao chicken dan makanan tahu-tahuan (maap, lupa namanya!). Jangan lupa juga menu Indonesianya, dari mulai soto ayam, soto tangkar, nasi goreng seafood, tongseng juga ada di Alang-alang.
Akhirnya gue dan Rya pesen spagetti aglio olio (for Rya, as always) spagetti tom yam buat gue, trus side dishesnya fried champignon plus mushroom soup,yang salah order.
Minumnya Ice lemon Tea dan Snowy Ice Lychee. Buat Pizza dan Ribsnya harganya sekitar 30.000-an, kalo nasi-nasinya 15.000-25.000an.

Daan akhirnya pesenan datang juga! Hore!
FYI, hari itu gue dan Rya makan siang dengan menu seafood di tempat yg terpisah. terus pas sebelum ke Alang-Alang, sempet 'nyicip' pizza di Marzano, about 2-3 slices. Jadi sebenernya kita nggak laper-laper amat, tapi kenapa langsung nge-babon pesennya? hehe ;)

Pas liat penataan spagettinya, menarik banget! Spagettinya di tengah piring putih lebar plus garnish daun-daunan keliatan model penataan di hotel gitu. Spagetti tomyamnya pedes banget! Isinya lumayan lengkap ada udang, jamur sama cumi. Cuminya juga nggak pelit. Terus aglio olionya lumayan pedes lada, dan porsinya lebih banyak daripada yang tomyam.
Fried champignonnya berisi sekitar 6-8 balls, sayangnya agak kecil ukuran jamurnya dan kebanyakan tepung panirnya. Saus tar-tarnya pun juga agak nanggung kaya mayonaisse biasa. Mushroom soupnya lumayan. Tadinya gue pikir bakal kaya soup instant yang warnanya putih gitu, ternyata warnanya item pekat which means..real mushroom!Rasanya agak pahit tapi pas, nggak keasinan atau nggak berasa. Sayangnya roti taburannya terlalu kering dan tipis banget.
Buat minumannya, Ice Lemon Tea standart laah, tapi yang bikin shock, dengan gelas seukuran semi gelas bir, cuma dihargai Rp 5.500 aja!!! WOW!
Snowy Ice Lychee-nya standart, malah Rya bilang kaya buavita x) tapi Lycheenya banya dan gede-gede kok!But, basically, gue puas sama Tom Yamnya, pedes, berasa banget Tomyamnya tapi juga seger, kerasa daun jeruknya. Porsinya pas buat yang nggak gitu laper tapi ngebabon ;)

Ini bagian paling penting!
Total kerusakan:
Spagetti aglio Olio 16.500
Spagetti Tom Yam 16.500
Mushroom Soup 13.500
Fried Champignon 9.500
Snowy Ice Lychee 14.500
Ice Lemon Tea 5.500
TOTAL dengan tax 15% = 86.000-an!!!

Menurut gue di daerah Kemang lo makan dengan harga less than 20.000 udah jarang banget! apalagi tempatnya sepi, nggak kaya Food Fest.
Boleh dateng lagi nih besok-besok, cobain duduk di sofa pluss bawa Laptop karena free wi-fI!!

Well, sepulangnya gue ngerasa fuuuuuuuuullllllllll banget karena rencana awal nyari 'dessert' aja akhirnya malah 'fine dining' beginiiii x)

Saturday, January 05, 2008

life's high lights

Welcoming year of two thousand and eight, i would like to re-cap my past life but still had high light and left me some pleasant and suck memories

First month of 2007
[JAN]
awal taun udah heboh ngurus acaraacara kampus; FIB Buzz trus juga Maker RTC. akhirnya acara perdana yang nggak beda jauh sama bedahkampus itu berhasil juga dan berhasil juga membuat gue tewas di hari terakhir. Bulan yang sama gue menerima banyak kepercayaan dan tanggung jawab yang gede banget, salah satunya jadi Head of PR and Promotion RTC UI FM.

[FEB]
MUSE Concert in Jakarta!! One of my favorite band that i would die for!!! haha
awesome show great crowd!!

[MARCH]

Siapsiap Backstage RTC UI FM!! Kerjakeras bareng kolegakolega biar bisa ngasi pertunjukan yang memuaskan.

[APRIL]
Starting all over again with some blast from the past

[MAY]
BACKSTAGE 2007 presenting Pure Saturday and Soul-Id!

[JUNE]
My twenty birthday is such a month full of blasts. entering the new world of peagent and became one of Abang None Jakarta Pusat's finalist. Setelah nayris satu bulan 'karantina' di walikota, gue mendapat pengalaman yang luarbiasa dan pastinya keluarga baru tercinta ;)

[JULY]

back to RTC yang sempet gue tinggalin garagara cuti nyaris sebulan! Wow loads of duties are waiting for me! Ready to be a tourism ambassador of Central Jakarta.

[AUGUST]
LIBURR! Sayangnya nggak libur buat kehidupan sosial gue. Ngurusin OKK'07 beserta segala intriknya.
akhirnya gue dikasih libur tapi nggak enak banget caranya, bedrest di rumah nyaris dua minggu akibat tyfus dan gejala dbd! hiks!
Selama dua minggu itulah gue mengautis di depan tv dan nggak bisa lamalama duduk apalagi jalanjalan.

[SEPTEMBER]
Holy Month of Ramadhan unfortunately still can't through it happily

[OCTOBER]

Boost up the spirit of dancing! yeeaa!!
SEROEMPOEN hit the ground ;) job menari datang lagi senangnya! makin menggila bersama wanitawanita kesayangan. kita memang cinta nari-foto-makan-gossip!! hehe

[NOVEMBER]
mulai sadar akan kehectican final exam di kampus dan langsung mengebut semua tugastugas gila dan berusaha mengerjakan! hehe thanks for my beloved iksi'05 yang masih mau ngingetin gue yang superduper malass!

[DECEMBER]
closing month gave me the most hectic one ever!!
As an anual event, Cantar Caravelas performed at Gran Melia Hotel infront of Portugal Ambassador. then performed dancing on Mercure Ancol and Festival Budaya UI. getting crazier, when i joined JIFFEST as membership crew. jualan tiket di Citos&PS, ngitung tiket sampe pagi buta di kantor, truss setiap hari gue berkutat dengan cineplex ampe mabok popcorn sama nachos! hehe x)
this experience its sooooo amazing!! give me BIG BIG experiences, returning my BIG passion of movies, and also BIG new family! love you guys sooooooomuchh!!

i owe BIG to the year of 2007
i need refreshment for 2008
'coz when i end up something in 2007 i'll begin the new one
;)


Happy New Year All!