Friday, September 05, 2014

Chicken or Eggs?

Gimana chia pudidngnya udah dicoba?

Mungkin seperti saya juga, nggak bisa selalu sarapan manis-manis. Kadang pengen coba yang lebih savoury.
Nah, menu yang ini bisa jadi alternatif sarapan atau post-work out meals. Biasa kan, kalo abis olahraga kadang kita sok cantik nggak mau makan, padahal perut meraung-raung. Daripada sedih nggak bisa makan tapi juga nggak mau ngerasa sia-sia olahraganya, menu ini bisa dicoba sebagai pengganti Indomie kala malam atau pendamping roti panggang saat sarapan.

Oia, cuma mau info aja, postingan makanan di blog ini nggak dibuat untuk menurunkan berat badan sih. Intinya, kalau saya orangnya harus sarapan karena kalo nggak, jadwal makan pasti berantakan. Banyakan jajannya di antara waktu makan siang dan malam. Sungguh nggak sehat bagi pencernaan dan kantong! Pilihan menu dan bahan-bahan juga sebenarnya lebih untuk ngurangi konsumsi 'makanan nggak sehat' yang selama 20 sekian tahun terakhir saya konsumsi. Contohnya, saya pecinta berat milktea bisa seminggu 1-2x minum milktea. Artinya, konsumsi teh, susu, gula dan tapioka (bubble) cukup tinggi jadi untuk mengimbanginya, saya coba sarapan yang lebih berserat dan banyak minum air putih. Jadi saya tetap bisa minum-minum manis dengan kurangi asupan gula di menu lainnya. Yah, semacam subsidi silang. Kalau ada yang memang lagi program penurunan badan, menu-menu ini bisa jadi alternatif resep coba-coba juga lho..

Baiklah, mari kita coba buat resep yang mau saya bagi kali ini.Menu yang mudah, bahannya ada di sekitar kita dan nggak pakai ribet. Kalau saya yang buat, bisa dipastikan menu in SUPERGAMPANG! Jadi kalau saya bisa, yang lain pasti lebih jago :p

Telur Panggang

Oops..foto Telur Panggang saya sudah hilang, ini referensi Closet Cooking
Kenapa telur? Telur bisa diolah dengan banyak cara, kalau biasanya diceplok atau didadar, saya sebagai pecinta telur setengah matang jatuh cinta sama rasa telur panggang setengah matang ini. Buat sarapan, telur bisa jadi sumber energi dan gampang dipadu dengan bahan makanan lain.Ada dua menu favorit telur panggang, saya share satu dulu ya..

Telur Panggang Alpukat:

Bahan-bahan:

1 butir telur
1/2 buah alpukat matang
Garam, Lada, Gula secukupnya.
**extra: Bacon Bits atau Keju Parmesan jika suka

Cara membuat:

1. Potong alpukat di tengah jadi dua bagian. Pastikan biji alpukat masih berada di tengah.
2. Ambil bijinya, bersihkan bagian dalam alpukat. Kerok sedikit dengan sendok untuk memberi ruang untuk telur di tengah-tengah.
3. Pecahkan 1 butir telur di tengah-tengah alpukat. Pastikan tidak meluap ke luar alpukat.
4.  Panaskan oven.
5. Taburi telur dengan garam/gula, lada, dan topping tambahan secukupnya.
6. Lalu panggang telur sampai tingkat kematangan yang diinginkan. Ingat, semakin tebal bagian alpukat semakin lama juga waktu yang dibutuhkan untuk memanggang.
7. Angkat telur, sajikan hangat!

Kreasi telur panggang saya dengan tomat
Kitchen's Tricks

Pilih alpukat yang sudah matang jadi tidak terlalu pahit. Beberapa kali saya salah pilih alpukat, alhasil justru nggak kemakan.
Kadang-kadang untuk menghindari tingkat kematangan yang beda-beda, bisa juga kerok alpukat dan letakkan di mangkok kecil baru tuang telur di atas alpukat.
Nggak suka alpukat? Bisa diganti dengan tomat ukuran besar, paprika, kentang, ubi atau pepaya. Tekniknya sama kok hanya paduannya disesuaikan dengan karakter rasa padanan telurnya.

Laper? Dicoba yuks!





Wednesday, September 03, 2014

Let's Make Chia Pudding!

Sudah meresapi Do's and Don'ts untuk pairing chia di posting sebelumnya?

Oke, mari kita siapkan beberapa bahannya untuk membuat dua porsi chia pudding. Kenapa dua? Karena kadang-kadang porsi sarapan beberapa orang nggak cukup satu, selain itu kan lebih enak sarapan berdua dibanding sendiri :p

Peralatan:
2 gelas belimbing atau 1 mason jar (mason jar bisa dibeli di Ace Hardware, Pasar Mayestik, etc)

 
1 sendok makan atau 1 sendok takar susu
Bahan-Bahan
2-3 sdm Chia Seeds
¾ Gelas liquid untuk mason jar atau 1 gelas full untuk gelas belimbing
Larutan atau bubuk perasa secukupnya
Buah-buahan untuk topping.
Caranya:
Larutkan chia seeds ke dalam larutan liquid, aduk rata. Jika ingin tambahkan penambah rasa atau aroma, campur sebelum liquid dicampur dengan chia seeds.
Masukan ke dalam kulkas tanpa penutup gelas.
Diamkan selama semalam (min.6 jam supaya mengeras). Satu- Dua jam pertama,bisa sesekali cek untuk diaduk perlahan karena kadang ada chia seeds yang mengendap di dasar gelas dan tidak teraduk.
Setelah semalaman, aduk kembali sampai liquidnya berkurang.
Tuang chia pudding ke piring atau gelas saji, taburkan dengan buah potong atau topping lainnya.
Sajikan dingin.

Di mana beli chia seeds? Berapa Harganya?
Harga chia seeds beragam mulai 70.000 – 210.000 per 100gr.
Saya Cuma pernah beli chia seeds lewat dua cara:

Bli di Bali:
-          Down to Earth Café/Earth Café/Zula : Sebenarnya ini masih satu company, namanya beda-beda aja. Ada di Seminyak dan Ubud. Cafenya menjual bahan-bahan alami dan organik.
-          Bali Buda Ubud (bisa online juga..)
-          Alchemy Ubud
-  atau beberapa kafe/resto vegetarian yang banyak di Ubud.


Online Shop, Sis!
-          Di instagram banyak sekali pilihan:@toko_organic @namaste_organic @dapurorganik @helenes_organics etc..
-          Webstore: superfoodsindonesia.com , clubsehat.com atau rakuten.co.id

Katanya sih ada di Jakarta…

Tapi saya belum pernah benar-benar coba dan nemu, mungkin ada yang bisa kasih info?

Selamat mencoba J



**foto dari foodnetwork.com

Tuesday, September 02, 2014

Chia Chia Chia!

Berawal dari coba-coba sekarang malah jadi keterusan! Nyobain bikin berbagai makanan di dapur sebenarnya bukan karena suka masak, tapi Cuma buat survival kit berhubung nyokap nggak di rumah selama weekdays dan nggak punya ART lagi di rumah. Salah satu yang bikin nagih sebenarnya ide menu-menu sarapan yang bikin saya selalu pengen coba-coba. Walaupun lidah saya Indonesia banget, saya nggak pernah bisa terus-terusan sarapan nasi. Jadilah sok-sok Londo sarapan kalo nggak roti, telur, sereal. Sampai akhirnya nemu beberapa menu yang lagi hits dijual di beberapa gerai makanan sehat di online shop,saya pun penasaran coba bikin sendiri soalnya harganya lumayan mahal kalo beli. Beberapa di antaranya raw almond mylk, overnight oats, chia pudding, raw cashew cream cheese dan beberapa menu ‘ajaib’ lainnya. Sebenernya cara bikinnya SUPER GAMPANG! Cuma emang kadang-kadang perlu beberapa kali dicoba supaya sukses.
Saya coba share beberapa tutorial bikin beberapa menu ini, dibagi jadi beberapa postingan ya…
Chia Pudding

Apa chia pudding itu? Sebenernya ini terbuat dari biji-bijian, chia seeds yang dicampur dengan minuman apapun bisa terkonsentrat jadi layaknya pudding. Chia seeds sendiri adalah biji-bijian yang masih satu keluarga dengan daun mint. Biji-bijian ini banyak ditemukan di Amerika Selatan, seperti Mexico atau Guatemala.  Mirip selasih kalo di Indonesia, saya juga sempat curiga jangan-jangan memang sama, tapi entahlah.. Manfaat chia seeds sendiri penuh kalsium, magnesium, fosfor, omega 3 dan juga kaya serat. Baik untuk tulang, gigi, membantu mengurangi diabetes, kolesterol dan membantu melancarkan metabolisme. Chia seeds ini ada dua macam, white and black chia seeds. Saya kebanyakan menemukan black chia, belum pernah coba white chia. Katanya sih rasanya sama saja.


Sebelum menuju resepnya, ini beberapa bahan yang biasa digunakan untuk pendamping chia seeds supaya sukses jadi pudding:

Liquids
Campuran liquids ini penting untuk mengolah rasa chia seeds sekaligus menentukan teksturnya. Komposisinya kira-kira 2:3, chia seeds: liquidsnya.

-          Raw Almond Mylk : Paling umum digunakan, emang paling mudah nyatu juga sih dan biasanya teksturnya lebih padat tapi tetap kenyal.
-         
      Soy Milk: Ini juga saya suka jadikan campuran beberapa waktu lalu, apalagi ada merk Lactasoy dengan rasa greentea.  Buat yang suka manis, campuran ini cocok sekali.
-          
      Susu sapi: Buat yang nggak hard core clean-eatingnya, bisa pakai ini sebagai campuran. Boleh juga eksperimen dengan susu Cimory yang banyak rasa atau Coutre rasa vanilla atau pisang. My personal fave!
-          
       Air kelapa muda: Ini bisa jadi pilihan untuk yang nggak terlalu suka rasa produk olahan susu. Paling cocok dengan topping buah-buahan segar dan berair.

** Apakah bisa pakai jus? Nah, saya sendiri belum pernah coba, karena kalau pake jus kemasan menurut saya ada kontra dalam proses penyatuan chia seedsnya apalagi jus kemasan penuh gula. Sedangkan jus-jus segar yang biasa dipakai smoothie, biasanya diminum beserta ampasnya. Jadi mungkin sebaiknya kombinasi ini nggak disatukan, kalau mau minum green smoothie ditaburi chia seeds saja sih monggo…

Pemanis atau Perasa
Ada yang pernah nanya, “Untuk penambah rasa pakai apa? Apa perlu tambah gula?”
Saya sendiri nggak pernah pakai tambahan pemanis, biasanya RAM sudah diberi esens kurma untuk pemanisnya. Kalau pakai susu kemasan, beberapa sudah mengandung pemanis. Tapi boleh juga dicoba misalnya memakai susu sapi segar atau susu kedelai tanpa rasa, boleh campur dengan 1-2sdt cacao powder atau matcha powder untuk memberikan aroma dan sedikit perasa pada chia pudding.

Toppings:
Nah ini dia bagian terseru bikin chia pudding, bikin topping yang unyu-unyu warnanya! Jujur ini susah sih, apalagi saya Cuma terpaku sama blender biasa (bukan food processor yang dipake ibu-ibu canggih di luar sana). Berhubung ini postingan perdana soal makanan ala-ala clean eating, kita coba yang simple-simple dulu aja begimana?

Sweet and Sour Fruits
-          Pilih buah manis yang bisa menambah rasa alami tanpa perlu gula, misalnya pisang, melon, kelapa, mangga, papaya, nangka, atau pir. Biasanya buah-buahan manis ini bikin tambah kenyang lho!Pilihan berikutnya buah yang agak asam supaya rasanya seimbang, misalnya stroberi, kiwi, nanas, anggur, goji berry, cranberry, tomat cherry, blackberry.    Hindari buah-buahan yang terlalu ‘creamy’, selain bisa bikin enek karena chia pudding mengenyangkan, kalau campurannya nggak pas yang ada malah nggak pas rasanya. Buah seperti alpukat, atau durian (ya keleus..) dihindari ya buat campuran chia pudding.

 Crunchy Granola and Families
-          Boleh nih, tambahkan 1 sdm granola atau rolled oats buat menambah rasa crunchy di atas chia pudding  yang lembut. Ingat takarannya jangan banyak-banyak, karena oats juga mengenyangkan! 
      Cocoa nibs, shredded coconut, atau dried fruits boleh juga jadi topping..   


  Honey…If You Love Me Please Smile for Me!
 Ada juga yang pada dasarnya doyan manis, nggak salah kok menambah sedikit madu, selai buah atau esens kurma di atas chia puddingnya. Cukup 1sdt saja ya..

 Lalu..kalau sudah tahu chia seeds dan pasangan klopnya, gimana cara buatnya?

 Berhubung postingan ini udah kepanjangan, lanjut di postingan berikutnya ya :) 

Monday, January 06, 2014

2013 : The Year of Stepping Stone

Seperti biasa, tidak lengkap memulai tahun yang baru tanpa melirik sedikit dan member sedikit marka tentang momen-momen berkesan di tahun sebelumnya. Kalau mau dibilang,2013 merupakan tahun stepping stone buat saya. Kenapa? Banyak hal yang saya coba raih perlahan-lahan dan stepping stonenya terjadi di tahun lalu. Mungkin terdengar terlambat di saat seperti ini saya masih menganggap semuanya stepping stone, tapi itulah yang benar terjadi. Bukan sekadar steppingstone, tetapi path yang selama ini saya cari dan (semoga) memang cocok.
Tidak banyak yang saya ingat tiap bulannya apa yang terjadi, tapi momen-momen penting terjadi di tahun 2013 lalu. Beberapa adalah highlightnya dan harapan-harapan di tahun ini yang lebih baik J

Joining CISV, Another Life Changing Experience!

Di bulan ini, saya memulai perjalanan sebagai salah satu leader baru CISV.Mungkin saat saya duduk di bangku SMP kelas2 hanya dengar dari seorang teman yang baru saja ikut camp, sebelas tahun kemudian barulah saya paham apa sebenarnya program CISV ini. Proses seleksi juga dimulai di bulan ini lewat beberapa tahap seleksi. Setelah seleksi, ternyata saya dipercaya menjadi leader Step Up yang delegasinya masuk kategori remaja 14-15 tahun dengan tujuan Cincinnati,USA. Kira-kira empat bulan persiapan ini penuh penjuangan, darah dan air mata. Pertama, mendadak izin kantor ditolak atasan karena bentrok dengan event. Kedua, visa Amerika yang Maha Esa itu ikut-ikutan menolak saya dengan alas an tidak ada ikatan finansial dan  emosional yang kuat dengan Indonesia. Mungkin wajah saya menunjukkan keinginan untuk tidak kembali ke tanah air. Ketiga, salah satu delegasi ada yang batal berangkat dan terpaksa diganti sekitar tiga minggu sebelum berangkat. Alhasil, seperti harus kenalan dari nol lagi dengan delegasi baru ini. Alhamdulilah, tiga rintangan di awal itu ternyata jadi titik balik ketika akhirnya sampai di camp dan strunggling selama lebih kurang satu bulan di sana. Sembilan Negara, dengan puluhan karakter yang beragam ‘terpaksa’ bertahan di satu camp. Belum lagi sebagai chapter pionir, CISV Chapter Cincinnati ini sungguh luar biasa kekeluargaannya dan murah hatinya (which actually also happening in our own chapter, Krakatau). Amazing! Maybe too many good things happened that I cant mention it one by one,but I can say it outloud this CISV experience filled up my life changing experience list. Melihat gimana perbedaan justru yang bikin kita kaya, melihat bagaimana hal paling nggak nyaman tapi harus dihadapi setiap hari, sampai hal paling kecil buat kita bisa begitu penting buat orang lain. Hal terekstrim setelah kembali ke Indonesia,selain jetlag dan campsick, saya nyaris mengajukan surat resign dari kantor karena merasa perusahaan tempat bekerja terlalu komersial! 

New Point of View on Journey of Traveling
Setelah setiap tahun punya rencana jalan-jalan solo, rasanya nggak afdol memasukan agenda tersebut di 2013. AKhirnya, terjadilah trip pertama ke Palembang dalam rangka Imlek. Trip selama 36 jam saja ini ternyata mematahkan segala persepsi saya tentang liburan sendiri. Justru saya mendapat kawan alias saudara jauh yang terus-terusan menemani saya. Bahkan sampai detik ini, masih berlanjut keakraban kami. Lalu trip ke Makassar & Tanjung Birra di bulan Agustus juga bernasib sama, atas rekomendasi paman saya, jadilah saya dijamu sahabat paman tersebut. Tidak ada ceritanya jalan-jalan sendiri dan repot ini itu sendiri. Destinasi lain, Waisak di Jogja yang basah kuyup dan heboh di social media, dadakan ke Kendari yang unik, festival penuh penulis di Ubud, akhir tahun ke Semarang juga menjadi highlight perjalanan saya di 2013. Bahkan, agenda dadakan ke Semarang menjadi pencatat sejarah sebagai kelompok perjalanan terbanyak bersama 5 orang lainnya. Rekor! Jelajah Indonesia lewat perjalanan 1 pulau 1 kota ini cukup menantang bagi saya dan nampaknya akan ada kelanjutannya tahun ini.


Festival oh Festival..
Untuk urusan kerjaan, tentu ceritanya beda lagi. Setelah agak waras dan membatalkan niat resign pasca camp, ternyata saya diberi kesempatan mengerjakan proyek Roro Jonggrang, JIFFest. Festival film ini bukan hal baru bagi saya. Ini penyebab anjloknya IP saya dua tahun 2007-2008 berturut-turut semasa jadi volunteer. Not to mention, ledakan-ledakan api asmara yang muncul sesama volunteer masa itu *ehm. Mulai dari meeting dengan PEMDA yang tiada akhir, sampai lock jadwal yang serba short notice. Well, pada akhirnya semua kejadian juga di bulan November. Padahal sudah sempat pesimis dan sebodo-teuing. Lain lagi dengan Ubud Writer Festival, lewat festival ini justru ditunjukan bagian mana dari industri ini yang pretensius dan mana yang punya motif tulus. Angkat topi untuk Om William Wongso yang mengerucutkan ide dan motivasi saya untuk melakukan perjalanan, for the love of food! Tidak lupa Agustinus Wibowo yang meyadarkan, perjalanan liburan bukan sekadar melihat Big Apple atau bersantai di pantai Santorini, semua perlu motif dan terasa lebih bermakna dari sekadar destinasi. Beralih ke festival lainnya, Jogja-Netpac Asia Film Festival. Sebagai anak baru di dunia film, datang ke acara seperti ini butuh nyali besar. Apalagi kalau datang dari Jakarta dan mewakili sebuah institusi. Jadilah bekal-bekal seputar festival dan kebiasaannya perlu disiapkan plus berani terjun sendiri sapa sana-sini supaya tujuannya tercapai. Mungkin belum bisa 100% berhasil, tapi setidaknya festival ini membuka mata saya atas apa yang selama ini saya piker berpusat di ibukota saja. Indonesia, film, dan industri apapun itu bukan hanya di Jakarta, bung!

Yang Terjadi dan Yang Terlupa
Investasi. Eat Clean. Headstand tanpa dinding. Rajin memasak dan beberes rumah. Olahraga dua sampai tiga kali seminggu. Rencana ‘merantau’. Sarapan setiap pagi. Setahun bersama AJP. Menyelesaikan buku. Icip-icip resep. Kontributor di media berbahasa Inggris. Nulis review film. Ngeblog. Nonton film dari 52 sutradara yang filmnya belum ditonton. Konser? Konser Apa?
Ya, beberapa hal yang masih belum dicapai masih bisa dikejar di 2014 ini. Hal lain yang sudah tercapai saatnya diapresiasi.

There’s Always A Hope in Every Dream
10 Books A Year, balada susah tamatin satu buku dan tergoda ke buku yang lain.
1 Kota 1 Pulau di Indonesia, Sumatera dan Ambon!
100 Sutradara Yang Filmnya Belum Pernah ditonton, boleh kopi film-filmnya?
Ikut Tes IELTS, dan lolos sesuai target
No instant food more than once a week, clean clean clean.
3 Menu Masakan Indonesia, Rendang? Rawon? Rengginang? Rempeyek? Rica-rica?
3 Desserts, Kalo ini boleh suka-suka J
Sirsasana & Bakasana Lebih dari 10 detik, *komat-kamit berdoa biar gak cedera*
Good luck and embrace 2014 fellas!

May all beings be happy J