Akhirnya! Mungkin itu kata yang tepat menggambarkan awal perjalanan solo trip kali ini ke Beijing,China. Awal 2011 saya sudah bertekad mau melakukan 3 liburan, pertama Bali di bulan April bersama rekan sejawat Cosmopolitan Fm dan berikutnya saatnya menikmati perjalanan sendiri ke destinasi yang sudah saya idam-idamkan sejak lama. Kenapa China? Sejak kelas 5 SD budaya China begitu akrab bagi saya terutama lewat novel, tontonan dan seni lainnya. Kelas 1 SMP saya jatuh cinta dengan tulisan Qiong Yao, roman klasik kisah Xiao Yanzi, putri dari dinasti Qing era pemerintahan Kaisar Qianlong. Tidak ada yang begitu spesial dari HuanZhu Gege ini, novel fiktif ini mengambil latar belakang kehidupan istana dengan segala atribut tradisi dan berbagai hal yang dianggap tabu. Meskipun semuanya fiktif, saya ingin mengenal lebih jauh bagaimana negara yang berkuasa sebagai macan Asia mempunyai historia klasik
melibatkan kaisar dan mitos-mitos negeri China lainnya.
Selain itu setelah mempelajari bahasa Mandarin hampir 5 tahun, saya ingin benar-benar merasakan pengalaman mengunjungi tempat-temapt yang selama ini hanya saya kenal di buku. Destinasi ini bukan yang populer di antara teman-teman saya, selain jauh, butuh visa dan cukup mahal, China kalah populer dibanding Hongkong atau Thailand yang relatif murah. Jadi saya putuskan untuk melakukan perjalanan ini sendiri.
Forbiden City atau The Palace museum adalah tujuan utama dan pertama saya. Hari kedua setelah mendarat di Beijing Capital Airport, saya langsung melangkah ke Forbiden City yang lokasinya berseberangan dengan Tian'An Men Square. Di depan pintu gerbang, saya disambut oleh foto Mao Tze Dong atau Chairman Mao. Konon, ia adalah bapaknya-China pasca berakhirnya kekuasaan dinasti China. Dengan tiket seharga 60Y perjalanan dimulai.
Mulai dari lapangan yang memisahkan tiap bangunan, fungsinya begitu beragam. Upacara, pesta, sampai untuk pertahanan.
Tepat di belakang Forbiden City, terdapat Jingshan Park dan Beihai Park dengan White Dagobanya. Pemandangan dari puncak taman ini langsung mengarah ke Forbiden City. Kalau kita tarik lebih jauh lagi, agak jauh dari Beihai Park, kita bisa mengunjungi Bell and Drum Tower. Dari puncak bangunan inilah kita bisa melihat secara lurus tiga lokasi sebelumnya.
Houhai Park, Menanti Sunset yang Cantik
Beihai Park dan White Pagoda
Tempat lain yang juga jadi destinasi menarik di Beijing adalah Summer Palace yang menjadi lokasi istirahat musim panas keluarga kerajaan.
Di puncak Summer Palace ini ada Frangrance Budha yang menghadap ke danau Kunming. Sayangnya hari itu cuaca sedikit berkabut jadi pemandangan tidak begitu cerah.
Kalau punya hobi daki gunung sebenarnya destinasi yang juga bisa dilakukan setelah mengunjungi Summer Palace adalah Fragrance Hills yang terletak tidak begitu jauh. Konon, pemandangannya di musim semi luar biasa cantik.
Temple of Heaven
Pretty Spring!
Ke China belum sah rasanya kalau belum ke Great Wall. Ada beberapa pintu yang bisa dilalui di Beijing untuk menyusuri Great Wall ini. Pintu yang paling populer untuk turis, Badaling terletak lebih kurang 30km dari pusat kota. Untuk saya yang bukan pecinta olahraga daki gunung, Badaling cocok karena tidak terlalu curam dan bisa dicapai dengan cable car. Jadi saya tidak perlu khawatir capek mendaki atau takut kepeleset yah?
Well, setelah perjalanan nyaris 6 jam sekaligus mengunjungi Ming Tomb alias makam Kaisar Dinasti Ming saya akhirnya bisa mendapatkan cukup banyak informasi seputar China lewat tour guide yang selama ini saya hindari. Pasca mengunjungi Changcheng, saya bisa dinyatakan SAH sebagai turis China!
Wednesday, May 25, 2011
Wednesday, May 04, 2011
Beliebers: I Will Never Let You Go, Bieber!
Kehebohan lain di dalam masih berdekatan dengan beberapa konser yang digelar di penghujung April lalu tidak lain dan tidak bukan adalah fenomena Youtube, Justin Bieber. Isu kedatangannya sudah sempat membuat kehebohan di salah satu mal di Jakarta Pusat karena antriannya sudah ditunggu oleh para Beliebers sejak jam 3 pagi!
Tiket yang dijual mulai 500.000 sampai 1.750.000 ludes dalam beberapa hari saja. Kekisruhan juga sempat terjadi ketika promotor yang menggelar konser ini mendadak 'menghilang' dan digantikan oleh koalisi 5 promotor dengan Berlian Entertainment sebagai penjaga gawangnya. Konser tanggal 23 April di Sentul City ini sebenarnya dimulai baru jam 7 malam dengan band pembuka, Gruvi. Namun, sejak sore penonton sudah memadati lokasi dengan seragam berwarna ungu, warna favorit Bieber. Kebanyakan penonton adalah ABG perempuan dan ibu muda yang menggandeng anaknya yang berusia di bawah remaja. Beberapa di antara mereka bahkan sudah standby sejak jam 12 siang, alasannya tidak ingin kena macet dan ingin segera bertemu idolanya!
Acara cukup ontime dengan dibuka oleh band pembuka, Gruvi. Untungnya mereka hanya menyanyikan 4 lagu mengingat animo penonton yang nampak tidak sabar bernyanyi bersama. Akhirnya jam 20.10 layar di atas panggung memulai countdownnya selama 15 menit dan akhirnya konser dibuka dengan lagu Love Me. Penonton yang menjerit-jerit histeris dengan suara high pitch kemudian ikut bernyanyi dalam 16 lagu yang dibawakan dengan sangat hafal.
Selain menyanyi, Bieber juga pamer aksi menari dan juga breakdancenya tak lupa kemampuan main gitar ditunjukkan di lagu Never Let You Go versi akustik. Setiap jeda rehat Bieber silam dari panggung, penonton tidak dibiarkan menunggu begitu saja. Video montage perjalanan karier Bieber sudah disiapkan untuk memicu histeria para Beliebers. Tidak hanya itu, ada kejutan dari Jamie Aditya, mantan VJ era 90-an yang tampil menyanyikan beberapa lagu R&B secara acapella bersama backing vocal Bieber, Legaci.
Tidak berlama-lama rehat, Bieber kembali memanaskan panggung dengan 10.000 penonton dan akhirnya setelah lebih kurang 90 menit lagu Baby dijadikan pamungkas konser My World Bieber di Jakarta.
Stutter Over Maroon 5
Akhir bulan April kemarin menjadi salah satu minggu yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, terutama mereka yang sudah mengantri di dua konser yang cukup menghebohkan; Maroon 5 dan Justin Bieber. 4 bulan sebelum konser, 6000 tiket yang disiapkan promotor Maroon 5 ludes terjual dalam kurang dari 24 jam saja sedangkan para Beliebers juga sudah menborong tiket bocah 17 tahun ini sejak awal tahun 2011 lalu. Bagi saya excitement menonton Adam Levine dkk adalah ingin menikmati konser yang (katanya) sing along dan aksi panggung serta tata panggung yang menawan. Selain itu, setelah menunggu berbulan-bulan tentu rasa penasaran saya sudah terlalu menumpuk untuk konser yang satu ini. Mengingat banyaknya animo penonton yang membludak dan kekecewaan calon penonton yang gagal mendapatkan tiket, tentu ini seolah menjadikan saya salah satu yang beruntung bisa menjadi satu dari enam ribu penonton yang memenuhi Istora Senayan 27 April lalu.
Dimulai dengan Misery, Adam Levine yang tampil sederhana dengan atasan putih polos kemudian menggeber hits-hits Maroon 5 seperti Harder to Breath, Wake Up Call, She Will Be Loved, This Love dan beberapa lagu dari album terbarunya, Hands All Over.
Setelah drama pamit ala encore, Levine kembali ke panggung dan menutup konser dengan Makes Me Wonder dan Sunday Morning.
That's the sweetest goodbye!
Dimulai dengan Misery, Adam Levine yang tampil sederhana dengan atasan putih polos kemudian menggeber hits-hits Maroon 5 seperti Harder to Breath, Wake Up Call, She Will Be Loved, This Love dan beberapa lagu dari album terbarunya, Hands All Over.
Setelah drama pamit ala encore, Levine kembali ke panggung dan menutup konser dengan Makes Me Wonder dan Sunday Morning.
That's the sweetest goodbye!
Subscribe to:
Posts (Atom)