Mengutip omongan Daniel Vosovic, runner up from the famous Project Runway season 2, sebenarnya apa yang nggak prang lain miliki tapi kita miliki adalah; POINT of VIEW alias sudut pandang. Bener banget omongan Dan V. ini dan gue baru aja mengalami hal yang bisa menguatkan omongan ini,
Pagi ini, hari terakhir tugas gue sebagai HPD OKK 2006 gue sempet chitchat yang agak sedikit mengejutkan sama salah seorang panitia HPD yang punya inisiatif tinggi, garagara dia bikin games pertama saat kita baru benerbener kenal,secara gue baru pagi ini ngobrol sama dia,
nah omongan gue pagi tadi cuma berawal dari pertanyaan si Basho ( that`s how i called him )
"Lo fakultas apa,jurusan apa?"
"FIB, Indonesia"
Dan kagetnya gue, Basho langsung aja antusias pas denger gue anak sastra indonesia, langsung mengalirlah obrolan tentang gimana sukanya dia tentang budaya etcetc
yang bikin gue takjub sebenernya adalah ketika dia bilang sebenernya budaya indonesia itu jauh lebih kaya dan worth to learn and know daripada budaya barat,Eropa yang sebenernya cuman berasal dari satu akar aja,
WOW !!
Gue sangatsangat ngga nyangka omongan itu keluar dari mulut seorang mahasiswa ekonomi jurusan ilmu ekonomi! Padahal coba lo bayangin aja perbedaan yang sangat signifikan antara ekonomi dan sastra, dan dia pun nambahin kalo kecintaan dia terhadap budaya sebenernya agak berbentrokan sama disiplin ilmu yang dia dapetin di kampus which is economics its all about profits ;)
Point of view Basho mungkin jarang gue temuin diantara tementemen gue yang belajar di dunia yang sama, mereka mungkin memandang budaya sebagai sesuatu pelengkap yang bisa kita nikmati tanpa harus kita selami lebih dalam, is it?
Perbincangan berlanjut ketika sore tiba,
kali ini lebih alot dan mulai melibatkan perasaan (ehm), ketika gue dan Adhi mendebatkan batasan seseorang yang menyebalkan namun belum begitu ganggu dan yang namanya nyebelin pasti ganggu,
well. . .
gue menganggap semuanya bisa kompromi, kalo sesuatu emang nyebelin tapi masih bisa kita kompromiin knapa mesti kita ngga nerima dan want to ripped them out?
Tapi gimana kalo kompromi itu ngga selamanya bikin sesuatu bisa jadi 'oke' buat diterima?
Bingung nggak?
Sudut pandang terkadang membuat kita tertuju pada suatu pemahaman yang nggak selalu dipahami orang lain, tapi hidup ini semuanya memang butuh pemahaman yang berbeda,
iya ngga sih?
No comments:
Post a Comment