Friday, December 29, 2017

Lets Make Harmony and Empathy Great Again

Tahun 2017, terlalu banyak pematik yang membuat hubungan antar ras dan agama cukup mengalami gesekan. Lewat diskusi yang panas atau bahkan hujat menghujat di area publik. Beberapa dari mereka nampaknya resah dan mencoba menggali bagaimana kembali membangun harmoni bersisian antar agama. Salah satunya Wisata Rumah Ibadah yang diadakan oleh Komunitas Bhinneka bulan puasa lalu.

Jadi awalnya tahu acara ini pas kalo gak salah bulan April lalu diadakan di Bandung, pesertanya anak-anak usia SD. Penasaran, gak kebayang anak usia village itu ikut acara kaya gitu, gimana kontennya? Gimana fasilitasinya? Lebih utama lagi, gimana pemuka agama menjelaskannya?

Terus gak lama banyak bermunculan acara serupa dengan peserta orang dewasa, tapi udah kelewat jadwalnya. Awal puasa dapet info acara ini ada lagi dan pesertanya anak remaja. Ngirim email, intinya mau ikut acara kalo boleh jadi observer atau fasilitator (kalo ada posisinya.) Sempat dikira ortu yang mau mendampingi anak.,terus ditolak-tolakin, karena kapasitas penuh. Maksa sih gue, intinya gue mau bantu juga. Jelasin panjang lebar objektifnya dan organisasi yang gue ikuti seperti apa latar belakangnya.

Akhirnya diajak ikut techmeet hari itu juga. Ngepas-pasin jadwal biar tetep bisa nongolin muka. Alhasil, boleh ikut bantuin panitia karena mereka kurang voluntir juga.





Acara mulai jam 08.30an di Immanuel, lanjut ke Katedral dan Istiqlal sampai break makan siang. Alokasi waktu cukup molor karena di Istiqlal lama diskusi dan tanya jawab sm imam besar. Lanjut ke Kuil Houseji, kuil Buddha Nichiren yang super megah dan ditutup buka puasa di Pura Aditya Jaya. Secara keseluruhan acara ini memang soal mengenal agama lain, bukan mengajarkan agama lain. Tujuannya, respect dalam perbedaan.























ini sangat smooth, terlalu smooth malah. Peserta memang dari sekolah swasta (mostly Islam dan Kristen). Mereka sudah ada bekal tentang latar belakang agama2 ini dan terekspos dengan perbedaan. Menariknya, pertanyaan ke Islam sangat kontekstual sedangkan mostly yg ke Kristen Katolik Hindu berkisar historis atau ritual walaupun yang nanya dari agama itu sendiri. Hal yang bikin gue degdegan sebenernya gimana ketika ulama Istiqlal jelasin soal Islam dan pertanyaan-pertanyaan soal Kafir atau Jihad. Ternyata jawabannya adem banget!



Kalo dr obrolan insider, mereka pengen banget bisa ngelibatin rohis anak sekolah negeri karena tentu akan sangat berbeda. Trs juga masih degdegan pas denger abis kunjungan kuil ada anak yang bilang "Wah abis ini mau ikut REACH (camp retreat Buddhis) ah!". Gemes pas tau fasilitator ada yang cuek sama anak-anak padahal mereka udah seru dipancing diskusi. Plus bully dari orangtua/netizen yang mencerca acara ini dengan dalil ayat tertentu.

Fix mau ikutan lagi, pengen tau gimana kalo anak-anak usia lebih muda yang ikutan. Mereka tentu lebih kosong kanvasnya atau bisa jadi lebih kritis!

Pertanyaannya: Apakah kalian akan mengizinkan anak-anakmu ikutan acara semacam ini di luar agamamu?

No comments: