Monday, August 03, 2009

Lets Have Phoenix, On Your Favorite Weekend Ending*


Sabtu 1 Agustus 2009, puluhan muda-mudi memenuhi kawasan SCBD Jakarta tepatnya Bengkel Night Park. Mereka yang sudah berdandan begitu fashionable ini berkumpul sejak pukul 6 sore, padahal pintu arena konser Beatfest ini baru akan dibuka pukul 7 malam. Pukul 7 lewat, antrian mulai bergerak dan calon penonton sudah mulai bergerak masuk. Lorong menuju panggung berupa lorong penuh kaca dan disoroti black light yang menimbulkan warna-warna elektrik dan menyala dalam gelap. Sebelumnya, setelah pengecekan tiket di pintu masuk, penonton ditawari dengan untuk memasang tattoo temporary berbentuk stiker yang dapat menyala dalam gelap terutama saat disorot black light. Semuanya gratis! Voice over di dalam Bengkel Night Park mulai menyapa penonton yang berkerumun di stan merchandise dan bar lalu mengumumkan kalau Naif akan muncul sebagai artis pembuka pertama.Acara yang bekerja sama dengan toko buku Aksara dan A Mild ini mengusung nama Soundshine yang kerap menampilkan artis-artis indie dari dalam dan luar negeri. Membawakan lagu-lagu hits seperti Air dan Api dan Ajojing, Naif mengajak pemuda-pemudi untuk ‘pemanasan’ sebelum bintang utama konser itu tampil. Setelah Naif, band asal Bandung,The Sigit langsung menghentak dengan lagu-lagu Money Making, Black Amplifier, dan The Party. Dalam balutan kostum hitam-hitam, The Sigit makin memanaskan suasana dan penonton ikut menyanyi bersama. The Sigit sudah, saatnya Rock and Roll Mafia mengantar penonton ke 45 menit menuju band utama asal Perancis itu. Dengan musik yang khas dengan sentuhan synthesizer, RNRM berhasil membuat penonton berada di puncak kenikmatan musik dance electronica yang dibawakannya. Akhirnya, sekitar pukul 22.30 Phoenix bintang utama dengan empat personilnya membuka konser perdananya di Jakarta dengan hits Lisztomania dari album terbarunya, Wolfgang Amadeus Phoenix. Penonton yang hafal dengan lagu teranyar mereka langsung serentak koor mengikuti sang vokalis, Thomas Mars. Phoenix yang terdiri dari Thomas Mars (vokal), Deck D’Arcy (bass), Laurent Brancowitz dan Christian Mazzalai (gitar) pun memainkan hits-hits dari album terdahulu United, Alphabetical, It’s Never Been Like That dan pastinya lagu terbaru dari album Wolfgang Amedeus Phoenix yang rilis tahun 2009 ini. Sambil sesekali menyapa penonton, Mars mengungkapkan ia sangat excited menggelar konser pertama Phoenix di Jakarta. Ia pun sempat berterimakasih dengan Bahasa Indonesia logat Perancisnya. Konser dilanjutkan dengan Run,Run,Run, Everything is Everything, Long Distance Call, Lasso dan Love Like a Sunset yang merupakan lagu terminim lirik di album keempat mereka. Layaknya trik konser pada umumnya, mereka pamit meninggalkan panggung dan penonton yang berteriak-teriak “We Want More, We Want More!” yang haus encore. Kurang dari lima belas menit rehat, Thomas dan sang gitaris muncul menyambut histeria penonton dan melantunkan hits milik Air, duo asal Perancis, Playground Love dengan versi akustik. Mars menyebut ini sebagai kejutan untuk Jakarta. Kejutan belum selesai, tiga lagu berturut-turut If I Ever Feel Better, Too Young, dan akhirnya 1901 menjadi encore penutup konser malam itu. Selain ‘panas’ karena aksi panggung yang atraktif dan komunikatif, penggemar Phoenix pun terpuaskan karena sorotan lampu artistik ikut menyemarakkan dan menambah panasnya suasana Bengkel Night Park malam itu, literally.

So, Jakarta is totally safe and Phoenix already prove it they’re also not afraid!
We Love You Phoenix!!



*from Lisztomania lyrics

No comments: