Tuesday, December 13, 2011

I had The Coolest Job Ever... (part2)

Masuk tahun 2011, tantangan bertambah dengan satu lagi show tentunya dengan satu penyiar dengan karakter lain yang harus saya handle. Dave Hendrik, imejnya sering muncul bersama Angie beberapa tahun lalu. Bersama dia, saya mencoba menggodok show baru Ladies First yang mengangkat tokoh-tokoh penuh inspirasi. Kadang, colongan juga bintang tamu special request dari saya atau Dave. :p


Perjalanan #DiaryDave Nyaris Sepuluh Bulan,What A Baby!

Ngomongin soal bintang tamu, banyak banget bintang tamu yang hadir mulai dari yang ajaib, seru, ngeselin sampai bikin mood drop. Mulai dari penyanyi yang minta lift Sarinah dibuka khusus buat dia, bintang tamu yang gak tau siapa Chantal DeLa Concetta dan arti kata neglecting, bintang tamu yang suaminya lebih menarik dari si bintang tamu itu sendiri (ehm) sampai bintang tamu yang bikin saya ternganga karena bikin kebun di rumahnya sendiri. Tentu lebih banyak yang inspiratif yang saya ingat.


Ultah ke 9 Cosmopolitan FM Temanya Back to 90s

Salah satu kejadian menarik adalah ketika kita berusaha mengejar salah satu bintang tamu yang hanya punya waktu sempit dan saat itu saya berobsesi mengundangnya. Dia adalah Gareth Evans, sutradara film The Raid yang saat itu lagi dipuja-puja karena memenangkan Toronto Film Festival 2011 lalu. Saat itu saya melihat dia di premiere film Badai Di Ujung Negeri, awalnya agak ragu-ragu takut salah orang. AKhirnya dengan nekat saya sapa dan kasih kartu nama saya ke dia. Beberapa hari kemudian, manajemennya menelpon dan menyanggupi interview sebelum ia kembali ke negara asalnya. Nampak kesempatan eksklusif wawancara selama satu jam akhirnya harus dibagi dengan salah satu radio saudara, bagi saya tidak masalah apalagi segmen kami berbeda tetapi tidak bagi beberapa orang saat itu. Kekesalan orang tersebut, terbaca oeh saya di akun twitternya ketika harus berbagi narasumber pagi itu.


Bintang Tamu yang Jadi Rebutan, Gareth Evans


Bintang Tamu yang Paling Dicari, BePe aka Bambang Pamungkas

Pengalaman tidak enak juga sempat terjadi saat saya mengundang salah satu penulis kontroversial. Beberapa minggu sebelumnya, penulis ini mempromosikan bukunya ke beberapa media di Jakarta tetapi caranya sungguh tidak biasa! Ia mengirimkan peti mati lengkap dengan nomer serinya. Tentu saja kehebohan terjadi di timeline twitter dan tidak sedikit yang menghujatnya. Sabagai jurnalis, saya melihatnya sebagai celah berita dan saya pun mengundangnya. Selama wawancara berlangsung, handphone saya, kedua penyiar BFC ternyata tidak berhenti berbunyi karena banyak pertanyaan dan pernyataan tidak suka atas narasumber itu. Saya saat itu tetap bertahan sebagai bentuk konsistensi saya menjalankan wawancara dan saya pun sudah mengantongi izin dari program director saya jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ada sih sedikit kekhawatiran, saya cuma takut narasumber saya ini tidak pulang dengan selamat. Kontroversi itu akhirnya memang tidak berlangsung lama dan suasana kembali kondusif dengan beberapa pihak terkait. Satu kontroversi lagi, saat harus mengangkat salah satu narasumber dalam segmen Follow Friday. Di akhir segmen, narasumber harus menyebutkan akun twitter yang lebih baik diunfollow. Tersebutlah salah satu socialite Jakarta. Seperti biasa tentu acara onair akan ditweet di akun @CosmopolitanFM. Sialnya, beberapa follower si socialite itu me-RT tweet tersebut tidak lengkap. Jadilah si socialite ngambek dan menuduh Cosmopolitan FM mengadu domba. Konsekuensinya, saya terpaksa meminta maaf karena kesalahpahaman tersebut dengan cara semanis mungkin, hal yang paling sulit saya lakukan apalagi kalau bukan salah saya. Akhirnya, socialite yang sempat mengancam saya dengan cara mau mengadu ke Biggest Boss saya ini pun mau berdamai. Lega....

Satu interview pamungkas yang juga tidak mungkin saya lupakan, Jamaica Café yang jadi bintang tamu penutup BFC terakhir saya dan bikin terharu dengan acapellanya yang kece. Saya mengidolakan mereka sejak zaman kuliah, dengan jadwal manggung mereka di Jakarta yang lumayan jarang, senangnya saya saat mereka menyanyikan lagu favorit saya "Untuk Dia" di show terakhir makin terasa mengharu biru.

All Time Favorite Band: Jamaica Cafe!

Bukan Cuma pelajaran di dalam Lantai 8 yang bikin saya mengerti apa arti radioslave sesungguhnya. Saya bersyukur punya kesempatan mewawancarai beberapa musisi luar dan bintang tamu lain yang bikin saya deg-degan. Pertama kali saya disuruh wawancara Lenka round table interview bersama teman-teman dari Hard Rock FM dan Trax FM. Hari itu saya datang terlambat sekitar 10 menit ke Hotel Mulia, lokasi interview. Nampaknya salah satu partner interview saya sudah menunggu lama dan mulai BT, saya ikut deg-degan. Antara takut sama si senior itu sama deg-degan wawancara dengan bahasa Inggris full. Untungnya semua lancar dan di ujung wawancara Lenka memuji dress yang saya pakai. Setelah itu masih ada Duncan Sheik, Arrested Development, Eric Benet, Les Nubians, dan Ben Folds. Mungkin tidak sebanyak radioslave lainnya tetapi pengalaman ini cukup berharga!

1st interview ever: Lenka!

Bukan cuma keseruan, pastinya ilmu-ilmu dari para expert yang selalu bikin saya mikir. Mulai dari Ligwina Hananto, dulu waktu saya baru rencanain perjalanan solo ke Beijing saya begitu ketar-ketir memulai budgeting saya pun konsultasi ke dia, ada juga Reliza Kodri yang juga tempat saya nanya ini-itu seputar dana pension dan investasi yang sebelumnya tidak pernah melintas di kepala saya. Mas Reza Gunawan pakar holistik yang selalu punya cara menenangkan pikiran sampai menyembuhkan secara fisik. Terakhir, mas Alexander Sriewijono yang selalu punya jawaban seputar karier dan hubungan sosial, tahun terpuruk saya di 2010 mendapat jawaban tajam dan pasti darinya. Setelah itu semangat saya menjadi kembali memuncak, makasih Mas!

Mas Alex yang Selalu Inspiratif

Sebagai Creative Assistant tentunya kreativitas itu penting, lepas dari hubungannya dengan pekerjaan. Di kantor, tidak jarang kami menonton beberapa film horror di meja saya yang disebut Pojok Horor karena memang posisinya dipojokkan.

My Pojokan Horor
Belanja online juga wajib dilakukan di awal bulan dan wajib melibatkan semua penghuni Cosmopolitan FM dengan alasan kebersamaan (padahal biar gak jatuh miskin sendiri:p) salah satu kegiatan kreatif lainnya adalah melakukan perjalanan-perjalanan pendek bersama. Selama dua tahun, kita sempat ke Bandung dengan voucher menginap gratis, menyusuri kuliner kota Bandung dan tempat-tempat kece lainnya. Bertiga bersama Amy dan Intan Cindi Tiara ke pulau Pramuka, bagi saya ini pengalaman seru yang berbeda lagi.

Bandung #1 Trip!

Nonton Bareng Piala AFF Bareng Cosmoners!

We Had Fun at Dufan!

Perjalanan paling kreatif yang pernah saya lakukan adalah perjalanan konspirasi bersama Olla, Aldy dan Ausie karena sempat membuat ricuh suasana kantor. Akhirnya semuanya (maksudnya, kami berempat) senang , terutama saya karena ini perjalanan saya ke Bali setelah terakhir sebelas tahun lalu.

The Beauty of Conspiracy Theory

Belum lagi kisah supermultikural yang ada di Cosmopolitan FM, mulai dari yang China, Sunda, Jawa, Bule, Batak, Flores, sampai orientasi seks yang semua ada! Kadang suka terasa kalau becanda keterlaluan tapi (kayaknya) tidak ada yang sakit hati tuh..
Perjalanan kuliner, pesta pora, sale hunting, sampai perjalanan ke Pulau punya kesan tersendiri dan cerita 'ajaib' yang jadi rahasia kita bersama alias bocor ke sana-sini. Well, also we remain such a good friendship :)

Cosmoners, Cosmonaut, dan Cosmonceu di Pulau Bidadari

Pastinya terlalu banyak pengalaman dan pelajaran yang didapat dan gak semuanya bisa saya share di sini. Di Lantai 8 terlalu banyak cerita senang, sedih, menyebalkan, dan tentunya drama dengan begitu banyak bumbu yang bikin seru. Bakal kangen banget dengan ritual jaga siaran pagi buta, sarapan yang diantar sama Cosmoners, live broadcast dari café-café atau perkantoran, live report, interview artis, bikin printilan produksi, ngajak VO dan diajak VO, ngumpul di meja bundar penuh makanan, dan seseruan lainnya.

The Closure, Definitely Not The End
I left it's not because i possessed a conflict or disappointment to this company. I loveeeee to do all those works and tasks,but in the end my passion asked me to move on, to pursue the goal. Saya bisa aja bertahan di zona nyaman karena posisi sebagai produser yang sudah cukup lama membuat saya mengetahui celah apa saja yang bisa saya manfaatkan di pekerjaan saya. Tapi saya butuh tantangan baru, saya butuh lingkungan tempat saya menimba ilmu baru, ilmu yang saya idam-idamkan. Bekerja di radio itu menyenangkan, tetapi buat yang merasa ingin bekerja santai sebaiknya lupakan saja. Radio itu berkejaran dengan deadline dalam hitungan detik. That's why i always proud to be one of radio journalist!

I admit it, I had one of the coolest job ever, but now I’m on the right track. Lantai 8, you’ll be missed!


Home will always be here, unseen, outta sight Where I disappear and hide
I think dreamy things as I'm waving goodbye So I'll spread out my wings and fly
-Owl City, Umbrella Beach

No comments: