Sunday, November 13, 2011

Immortals : Reversi Hidup dan Mati dalam Keabadian

Musim festival film di Indonesia kembali hadir di bulan November ini apalagi untukpecinta film fantasi, horor, thriller dan sci-fi. INAFFF alias Indonesia International Fantasy Film Festival resmi dibuka Jumat lalu tepat di tanggal cantik 11-11-11. Sebagai pembuka yang cantik juga, film Immortals hadir bersamaan denga pemutaran resminya di Amerika.


Immortals adalah film terbaru karya Tarsem Singh yang sebelumnya dikenal sebagai sutradara The Fall dan The Cell. Mengangkat kisah Theseus seorang dari kelompok rakyat jelata yang menjadi saksi ketidakadilan Raja Hyperion. Hyperion melakukan pembantaian massal sebagai bentuk amarahnya pada para dewa dan pencarian busur Epirus. Keberadaan Epirus hanya bisa ditemukan lewat penglihatan peramal yang masih perawan dan dilindungi oleh kuil setempat. Di tengah kekacauan yang terjadi, Theseus berusaha menjadi pemimpin kelompoknya setelah melihat sendiri ibunya tewas dibunuh di depan matanya oleh kaki tangan Hyperion. Ia juga mendapat penglihatan bahwa dialah yang dipilih Zeus untuk terus berjalan melawan Hyperion dan mempertahankan kelompoknya. Di tengah perjalanannya, Theseus juga bertemu peramal suci, Phaedra yang perlahan-lahan memberikan petunjuk di mana lokasi Epirus itu. Theseus pun berkejaran dengan waktu dan tentara Hyperion yang jumlahnya berkali-kali lipat untuk mencari Epirus dan mempertahankan diri dari kekejaman Hyperion. Belum lagi ancaman akan dilepaskannya Titans yang tentu akan membuat kekacauan baru.



Singh menampilkan kisah patriotik seorang anak dari rakyat jelata yang diberi kekuatan dan dipercaya oleh dewa-dewa bisa menyelamatkan kekacauan. Sebagai dewa yang konon dipercaya punya kekuatan untuk hidup abadi, mereka merasa berkewajiban berada di sisi manusia untuk menjaga kelanjutan hidup mereka yang tidak abadi. Ada rantai kehidupan yang mencoba diuraikan dalam Immortals, ketidakpercayaan Hyperion akan eksistensi para dewa membuatnya melakukan apapun agar para manusia akhirnya menggantungkan hidupnya pada Raja Hyperion seorang. Dengan membunuh rakyatnya terutama yang pria dan menyisakan para perempuan muda baginya, itu membuat eksistensi Raja Hyperion akan terus ada sampai generasi mendatang. Ia menjadikan dirinya abadi secara gen dan keturunan, berbalik dengan masyarakatnya yang ia sisa dan dibiarka mengabdi tanpa tahu kapan Hyperion memutus takdirnya untuk mati atau tidak. Dalam pencarian Epirus, keambisiusan Hyperion mempertemukan prajuritnya dengan Theseus yang hadir layaknya titisan dewa Zeus dan juga dibantu penglihatan oleh Phaedra. Theseus sendiri sebenarnya tidak punya kekuatan khusus yang membuatnya begitu kuat, ia hanya mencoba menyusun puzzle satu persatu demi menemukan cara mengumpulkan kelompoknya melawan kebengisan Hyperion agar tidak berlanjut lebih lama lagi. Kekuatan utamanya justru berasal dari amarah yang dipupuk menjadi kebencian sebagai masyarakat kelas tiga yang dibuang akibat dianggap sebagai sampah. Kebenciannya itu ditemukan Zeus sebagai kekuatan yang bisa digunakan para dewa untuk menggiring manusia mempertahankan kelompoknya sendiri.


Lewat visualisasi yang ditampilkan, Immortals benar-benar mencirikan karya Singh dan mencoba mengingatkan kembali film-filmnya terdahulu. Sebagai film yang mengangkat kisah dewa mitologi Yunani, warna dalam film ini terasa begitu kontras antara emas yang menggambarkan kemewahan dan posisi tinggi sebagai dewa dalam kostum Zeus, Athena, dan Poseidon. Begitu berbeda dengan karakter-karakter jelata Theseus dan kawanan prajuritnya yang dekat dengan warna kelam dan lusuh. Para peramal juga berikan tahta warna merah sebagai penanda kedudukan mereka yang disucikan dan berbeda dengan rakyat jelata. Kontrasnya warna ini sebagai penanda kedudukan tergambar saat Theseus dkk yang baru selesai berjalan jauh dan kelelahan istirahat di pinggir kolam berwarna putih bersih lalu muncul para peramal yang mengenakan kostum merah yang menutupi seluruh tubuh dan wajah mereka. Di situlah pertama kali keduanya bertemu dalam satu tempat yang sama tanpa memandang siapa yang lebih tinggi kedudukannya. Para dewa tidak digambarkan muncul dalam satu adegan bersama dengan jelata atau peramal tetapi di saat pertarungan dengan Titans yang menampilkan bagaimana pada akhirnya dewa-dewa tersebut tidak bisa mempertahankan keabadian mereka sebagai yang memberikan harkat hidup pada manusia.

Penggambaran dewa-dewa Yunani di film ini mungkin sedikit berbeda dari mitologi yang dikenal luas oleh masyarakat, mereka akhirnya berjuang sendiri sebagai individu. Bukanlah mereka yang menjaga manusia, the mortals untuk tetap berdiri sebagai the immortals tetapi pada satu titik mereka bergantung pada manusia. Seperti yang dikatakan Theseus, pada akhirnya kematian akhirnya membuat manusia menorehan cerita sejarah dan membuatnya diingat oleh kaumnya untuk selamanya.

No comments: